BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Pendahuluan
Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisis akibat multiplikasi
sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler.oleh karena itu, pertumbuhan dapat
diukur dalam sentimeter atau inch dandalam kilogram atau pound.
Perkembangan digunakan
untuk menunjukan bertambahnya keterampilan dan fungsi yang kompleks.Seseorang
berkembang dalam pengaturan neuromuskuler, berkembang dalam mempergunakan
tangan kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya.Maturasi dan diferensiasi
sering dipergunakan sbagai sinonim untuk perkembangan.
Pertumbuhan ( growth)
berkaitan dengan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang.
Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan dan penambahan
kemampuan (skill) fungsi organ atau individu. Kedua proses ini terjadi
secara sinkron pada setiap individu.
Penilaian terhadap pertumbuhan seorang anak dapat dinilai melalui
pertambahan berat dan tinggi badan dan sampai anak berusia 2 tahun masih
dapat digunakan penilaian melalui lingkar kepala yang biasanya dibandingkan
dengan usia anak. Beberapa cara penilaian melalui pemeriksaan fisik atau
klinikal , pemeriksaan antropometri ( membandingkan tinggi badan terhadap umur,
berat badan terhadap umur, lingkaran kepala terhadap umur, lingkar lengan atas
terhadap umur ) , contohnya KMS (kartu menuju sehat ) yang membandingkan
berat badan terhadap umur , pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan analisa
diet.
Penilaian terhadap perkembangan seorang anak dapat di nilai melalui
kemampuan fungsi organ seseorang dalam melakukan fungsi tubuhnya,seperti
kemampuan dia bergerak,bernyanyi,berbicara dan berjalan.perkembangan pada anak
dapat di di deteksi dengan cara : DDST(Denver Development Screening Test) dan
KPSP (Kuesioner Pra Screening Perkembangan )
1.2.
Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui penilaian tumbuh kembang
pada anak
1.2.2.
Tujuan Khusus
·
Untuk mengetahui tentang tumbuh kembang
pada anak
·
Untuk melakukan penilaian tumbuh kembang
pada anak
·
Untuk mengetahui masalah yang terjadi pada
tumbuh kembang anak
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK
Dapat melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang anak,
diantaranya dengan pengukuran antropometri, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi.
1.
Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri ini meliputi pengukuran berat badan,
tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala dan lingkar lengan atas. Dalam
pengukuran antropometri terdapat 2 cara dalam pengukuran, yaitu pengukuran
berdasarkan usia dan pengukuran tidak berdasarkan usia.
Pengukuran berdasarkan usia misalnya berat badan berdasarkan usia,
tinggi badan berdasarkan usia, dan lain-lain. Pengukuran tidak berdasarkan
berdasarkan usia misalnya pengukuran berat badan berdasarkan tinggi badan,
lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan, dan lain-lain.
a.
Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai paeningkatan atau
penuruan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak,
organ tubuh dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau
tumbuh kembang anak. Selain menilai berdasarkan status gizi dan tumbuh kembang
anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan
makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan. Adapun cara menentukan berat
badan sebagaimana tampak pada gambar 3.1 – 3.2.
Penilaian berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar
NCHS (National Center for Health Statistics) yaitu menggunakan presentil kurang
atau sama dengan tiga termasuk kategori malnutrisi.
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO yaitu
menggunakan presentasi dari median sebagai berikut : antara 80 – 100% dikatakan
malnutrisi sedang dan kurang dari
80% dikatakan malnutrisi akut (wasting).
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut standar
baku NCHS yaitu menggunakan presentil sebagai berikut : persentil 72-25
dikatakan normal, persentil 10-5 dikatakan malnutrisi
sedang, dan kurang dari persentil 5 dikatakan malnutrisi berat.
Selain penggunaan standar baku NCHS juga dapat digunakan Kartu
Menuju Sehat(KMS). Sebagaimana penelitian Anwar (2003), dengan adanya KMS
perkembangan anak dapat dipantau secara praktis, sederhana dan mudah.
b.
Pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Cara pengukuran dapat dilihat pada gambar
3.1-3.2.
Penilaian tinggi badan berdasarkan usia menurut WHO dengan
standarr baku NCHS yaitu menggunakanpresentase dari median sebagai berikut :
lebih dari atau sama dengan 90 % dikatakan normal,
sedangkan kurang dari 90% dikatakan malnutrisi
kronis (abnormal).
Gambar 3.1. Kurva pertumbuhan fisik
anak laki-laki usia 0-36 bulan menurut presentil NCHS
Gambar 3.2. Kurva pertumbuhan fisik
anak perempuan usia 0-36 bulan menurut presentil NCHS
c.
Pengukuran Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu
parameter untuk menilai pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini, dapat dideteksi
secara dini apabila terjadi pertumbuhan otak mengecil yang abnormal
(mikrosefali) yang dapat mengakibatkan adanya retardasi mental atau pertumbuhan
otak membesar yang abnormal (volume kepala meningkat) yang dapat disebabkan
oleh penyumbatan pada aliran cairan serebrospinalis. Penilaian ini dapat
dilakukan dengan cara menggunakan kurva lingkar kepala sebagaimana tampak pada
gambar 3.3.
Gambar 3.3. Grafik lingkar kepala
anak perempuan
Gambar 3.3. Grafik lingkar kepala
anak laki-laki
d.
Pengukuran Lingkar Lengan
Atas
Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot,
namun penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh
apabila di bandingkan dengan berat badan.
2.
Pemeriksaan Fisik
Penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dapat juga
ditentukan dengan melakukan pemeriksaan fisik; melihat bentuk tubuh;
membandingkan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya; menentukan jaringan otot
dengan memeriksa lengan atas, bokong dan paha; menentukan jaringan lemak;
melakukan pemeriksaan pada trisep; serta menentukan pemeriksaan rambut dan
gigi.
3.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan guna meliai keadaan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang berkaitan dengan keberadaan penyakit. Adapun pemeriksaan
yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan
serum protein (albumin dan globulin), hormonal, dan pemeriksaan-pemeriksaan lain
yang dapat menunjang penegakan diagnosis suatu penyakit ataupun evaluasinya.
4.
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan ini dilakukan guna untuk menilai usia tumbuh kembang,
seperti usia tulang apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan.
B. PENILAIAN PERKEMBANGAN PADA ANAK
Untuk menilai perkembangan anak, hal
yang dapat dilakukan pertama kali adalah melakukan wawancara tentang factor
kemungkinan yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan, tes skrining
perkembangan anak dengan DDST, tes IQ dan tes psikologi, atau pemeriksaan
lainnya.
Selain itu, juga dapat dilakukan tes
seperti evaluasi dalam lingkungan anak, yaitu interaksi anak selama ini;
evaluasi fungsi penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa; serta melakukan
pemeriksaan fisik lainnya, seperti pemeriksaan nurologis, metabolic dan
lain-lain.
Pada penilaian tahap ini, beberapa tes
yang dapat digunakan di antaranya tes intelegensi Stanford Binet, skala
intelegensi Wechsler untuk anak prasekolah dan sekolah, skala perkembangan
menurut Gesell (Gesell infant scale),
skalai Bayle (Bayle infant scale of
development), tes bentuk geometris, tes motor visual bender Gestalt, tes
menggambar orang, tes perkembangan adaptasi social, DDST, serta diagnostic
perkembangan fungsi munchen tahun
pertama. Disini hanya akan dibahas mengenai tes perkembangan menurut DDST.
Pada saat ini terdapat beberapa
perkembangan dalam penggunaan tes DDST, misalnya revisi atau perubahan dalam
penggunaan tes yang dikenal dengan nama DDST
II. Pada awalnya tes ini dikenal dengan nama DDST, kemudian terjadi revisi
dengan nama DDST-R dan saat ini menggunakan istilah DDST II yang sudah
mengalami penyempurnaan dalam pengukuran.
Penilaian DDST ini menilai perkembangan
anak dalam 4 faktor, diantaranya terhadap personal social, motorik halus, bahsa
dan motorik kasar dengan persyaratan tes sebagai berikut:
a.
Lembar formulir DDST II
b.
Alat bantu atau peraga
seperti benang wol merah; manic-manik; kubus berwarna merah, kuning, hijau, dan
biru; permainan bola kecil; serta bola tenis kertas dan pensil
Adapun cara pengukuran DDST dijabarkan sebagai berikut:
a.
Tentukan usia anak saat
pemeriksaan
b.
Tarik garis pada lembar DDST
II sesuai usia yang telah di tentukan
c.
Lakukan pengukuran pada anak
tian komponen dengan batasan garis yang ada mulai motorik kasar, bahsa, motorik
halus dan personal social
d.
Tentukan hasil penilaian
apakah normal, meragukan atau abnormal sesuai gambar 3.5.
·
Dikatakan meragukan apabila
terdapat 2 keterlambatan/ lebih pada 2 sektor atau 2 keterlambatan/ lebih pada 1 sektor ditambah 1 keterlambatan
pada 1 sektor/ lebih
·
Dikatakan meragukan apabila
terdapat 2 keterlambatan/lebih pada 1 sektor atau terdapat 1 keterlambatan pada 1 sektor/lebih
·
Dapat juga dengan menentukan
ada tidaknyya keterlambatan pada masing-masing sector bila menilai setiap
sector atau tidak menyimpulkan gangguan perkembangan keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul.
2008. Buku Saku Pratikum Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul.
2011. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Donna, dkk. 2008. Buku Ajar
Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.
Suherman. 2000. Buku Saku
Perkembangan Anak. Jakarta : EGC.
Suriati. 2006. Asuhan
Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar