BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak adalah
upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah. AKB dan AKI adalah salah satu indikator
kesehatan di negara kita. Tingginya
kedua angka tersebut, harusnya menjadi perhatian serius bagi para praktisi
kesehatan.
( Nursingbegin, 2010 ).
Angka kematian maternal dan angka kematian perinatal
merupakan masalah besar. Di negara-negara maju seperti USA, Eropa, dan Kanada,
jumlah angka kematian ibu sudah mencapai 10/100.000 kelahiran hidup. Sementara di negara-negara berkembang seperti Negara-negara ASEAN Indonesia memang masih cukup jauh tertinggal. Tahun 2008
angka kematian Ibu dan Bayi di Negara ASEAN yaitu sebanyak 37 juta kelahiran
terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu dan
bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3
juta per tahun. Sebanyak 98 persen dari seluruh kematian ibu dan anak di
kawasan ini terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal dan Myanmar (Wibisono,
2009). Di ASEAN Kematian bayi khususnya neonatus di tahun 2003 sebesar 10.000 jiwa per tahun dan kematian balita
dari 58 per 1000 kelahiran hidup menjadi 46 per 1000 di tahun 2003 (Wajujani,
2006).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (
SDKI ) data terakhir pada tahun 2007 AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup, tahun 2008 menjadi 235 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada
tahun 2009 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia
berharap pada tahun
2010 Angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia harus
mencapai target 125/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi tahun 2007 70
per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2008 turun menjadi 64 per 100.000 kelahiran
hidup, dan tahun 2009 turun lagi menjadi 36 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI, di wilayah Jakarta angka kematian bayi
yang semula 15,2 per 1000 kelahiran pada tahun 2007 turun menjadi 13,7 per 1000
kelahiran pada tahun 2008. Begitu juga
dengan angka kematian ibu melahirkan, yakni dari 41 per 100.000 kelahiran pada
tahun 2007 menjadi 39 per 100.000 kelahiran pada tahun 2008. Kondisi ini otomatis membuat angka usia
harapan hidup meningkat dari 75,8 tahun pada tahun 2007 menjadi 75,9 pada tahun
2008 ( Lenny, 2009 ). Penyebab kematian Maternal merupakan suatu hal yang cukup
kompleks yang dapat digolongkan pada factor-faktor reproduksi, komplikasi
obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosial ekonomi. Faktor dari reproduksi yaitu
usia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun, paritas yaitu lebih dari tiga,
kehamilan yang tidak diinginkan sebanyak 50 – 75 %. Faktor yang berhubungan
langsung dengan kebidanan yaitu perdarahan, kehamilan ektopik, retensio
plasenta, sepsis atau infeksi gestosis dan eklampsi. Perdarahan sebanyak 24% baik perdarahan pada abortus, perdarahan
pada kehamilan trimester tiga dan perdarahan post partum. Retensio plasenta
sebanyak 22 %. Sepsis atau infeksi 20,8 %. Eklampsi sebanyak 16,0 %. Faktor
yang tidak berhubungan langsung dengan kebidanan yaitu penyakit kardiovaskuler
sebanyak 0,2 % , bronkopneumonea sebanyak 0,7 %, diabetes sebanyak 0,7 %,
keganasan sebanyak 0,7 %. Penyebab kematian neonatal adalah asfiksia neonaturum
sebanyak 49 – 60 %, infeksi sebanyak 24 – 34 % prematuritas / BBLR sebanyak
15-20 %, trauma persalinan sebanyak 2 – 7 % dan cacat bawaan sebanyak 1 – 3 % (Prawirohardjo, 2007).
Mengingat banyaknya angka kematian ibu dan bayi di Dunia,
ASEAN dan Indonesia seperti yang telah dijabarkan diatas maka diadakan
upaya-upaya untuk menanggulangi masalah tersebut. Upaya yang dilakukan Dunia
seperti halnya WHO yaitu memberi pelayanan kesehatan yang merata untuk
masyarakat dengan partisipasi masyarakat juga diadakan program Primary
Health Care yang tujuannya memajukan dan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dasar, dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. ASEAN juga melakukan
berbagai upaya seperti halnya meningkatkan pelaksanaan pengawasan hamil,
meningkatkan penerimaan keluarga berencana, meningkatkan gizi Ibu hamil dan
menyusui, meningkatkan pelaksanaan imunisasi, meningkatkan upaya kesehatan
lingkungan, meningkatkan upaya system rujukan, menerapkan pelayanan kesehatan
yang terjangkau masyarakat (Sujidi, 2009).
Di Indonesia upaya DepKes dalam menanggulangi hal ini adalah penertiban
pendidikan tenaga-tenaga paramedic. Sedangkan upaya tenaga kesehatan
untuk menghadapi AKI dan AKB dengan dilaksanakannya program Kesejahteraan Ibu
dan Anak ( KIA ) yang di dalamnya mencakup kegiatan di antaranya Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC ) yang efektif, pemeriksaan post natal, pemeriksaan dan
pengawasan Bayi dan Anak dibawah 5 tahun, Keluarga Berencana, penyuluhan
kesehatan khususnya dalam bidang gizi, dan pelatihan dukun Bayi (Prawirohardjo, 2006).
Berdasarkan
hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan pelayanan asuhan manajemen
kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi sesuai
dengan standar dalam pelayanan kebidanan yaitu 7 langkah varney.
1.2
Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Mampu melakukan dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu
hamil sesuai dengan manajemen 7 langkah varney.
b. Tujuan Khusus
1.
Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil untuk menilai keadaan
klien secara keseluruhan pada Ny. A.
2.
Mampu menginterpretasikan data untuk mengindentifikasikan
diagnosa atau masalah ibu hamil pada Ny. A.
3.
Mampu mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial
dan mengidentifikasikan penanganannya pada Ny. A.
4.
Mampu melakukan tindakan segera pada Ny. A.
5.
Mampu menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan
tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya
pada Ny. A.
6.
Mampu melaksanakan secara langsung asuhan yang efisien
dan aman pada Ny. A.
7.
Mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan pada
ibu hamil pada Ny. A.
1.3
Ruang Lingkup
Pada makalah ini membahas mengenai manajemen kebidanan pada Ny. A G3 P2 A0, hamil 37 minggu 3 hari. Janin hidup tunggal intra uterin,
preskep. Pemeriksaan dilakukan di Puskesmas Cilandak Jakarta Selatan pada
tanggal 17 Desember 2009 pukul 09.15
WIB. Pembuatan makalah ini ditujukan khusus untuk ibu hamil dengan keadaan
normal dan dalam pemeriksaan kehamilan tersebut menggunakan metode 7 langkah varney.
1.4 Sistematika
Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas tentang latar
belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Membahas tentang teori
kehamilan normal, defisi kehamilan, tanda-tanda kehamilan, membahas tentang
fisiologi kehamilan, masalah yang sering terjadi pada ibu hamil, ANC, jadwal
pemeriksaan kehamilan, standar minimal ANC, dan pemeriksaan ibu hamil.
Manajemen asuhan kebidanan membahas tentang pengertian manajemen asuhan
kebidanan,tujuan manajemen asuhan kebidanan, hasil yang diharapkan, dan manfaat
manajemen asuhan kebidanan.
BAB III :
TINJAUAN KASUS
Mambahas
tentang pengkajian analisa masalah/interretasi data dasar, masalah potensial,
tindakan segera, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi.
BAB IV :
PEMBAHASAN
Berisi tentang
penjelasan-penjelasan dari hasil laporan kasus yang diuraikan pada bab
sebelumnya dan dipadukan dengan teori.
BAB V :
PENUTUP
Mambahas tentang kesimpulan
dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Kehamilan Normal
2.1.1 Pengertian
Kehamilan
normal adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir
dengan permulaan persalinan, lamanya ± 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari HPHT (hari pertama haid terakhir) (Prawirohardjo, 2007).
Kehamilan
adalah mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira – kira 280 hari (40 mg) dan
tidak lebih dari 300 hari (43 mg). Kehamilan 40 mg ini disebut kehamilan matur
(cukup bulan)
(Wiknjosastro, 2005).
Masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2006).
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana
janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses
pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan
(www.
portal.cbn.net.id).
Kehamilan
dibagi atas 3 triwulan (trimester) :
1).
Kehamilan triwulan I
: antara 0-12 minggu
2).
Kehamilan triwulan II
: antara 12-28 minggu
3).
Kehamilan triwulan III : antara 28-40 minggu.
2.2 Fisiologi
Kehamilan
1). Proses kehamilan
Proses
kehamilan diawali dengan adanya ovulasi yaitu proses pelepasan ovum yang
dipengaruhi sistem hormonal yang komplek dan didukung dengan adanya spermatozoa
yang baik didalam tuba fallopi.
Komponen
untuk terjadi kehamilan diantaranya :
a). Pertemuan spermatozoa dan sel ovum
b). Ovulasi
c). Konsepsi, pertemuan zigot
d). Nidasi (implantasi pada uterus)
e). Konsepsi tumbuh kembang sampai aterm
2). Spermatozoa
Proses
pembentukan sperma merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitive
tubulus yang menjadi spermatosit pertama kemudian menjadi spermatosit kedua
lalu spermatosit dan akhirnya spermatosa. Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi
mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis dan
sel interstisial leyding sehingga spermatogonium dapat mengalami proses
mitosis.
Pada
setiap hubungan seks terjadi pengeluaran sel mani sekitar 3 cc yang mengandung
40-60 juta spermatozoa setiap cc. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian
yang masuk kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama 3 hari, sehingga
cukup untuk mengadakan konsepsi
(Prawirohardjo,
2007).
3). Ovulasi
Ovulasi
adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang
kompleks yaitu :
a). Proses pertumbuhan ovum
(oogenesis), asalnya dari epitel germinal yang menjadi oogonium kemudian jadi
folikel primer sehingga terjadi proses pematangan pertama.
b). Pengaruh FSH, folikel
primer mengalami perubahan menjadi folikel de graaf yang menuju ke permukaan
cairan liquor folikuli. Desakan folikel de graff kepermukaan ovarium
menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
c). Pengaruh LH yang semakin
besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut
ovulasi. Dengan gerakan aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum
yang terlepas segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Ovum yang ditangkap terus
berjalan melalui saluran tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan pertama,
artinya telah siap untuk dibuahi (Manuaba, 2008).
4). Konsepsi
Konsepsi
adalah suatu peristiwa bertemunya antara sel mani dan sel telur dalam tuba
fallopi. Proses terjadinya konsepsi :
a). Ovum yang dilepaskan dalam
proses ovulasi diliputi oleh corona radiata yang mengandung persediaan nutrisi.
Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk methapase ditengah sitoplasma yang disebut
vitelus. Dalam perjalanan corona radiata makin berkurang pada zona pellusida,
nutrisi dialirkan oleh vitellus melalui saluran pada zona pellusida.
b). Konsepsi terjadi pada pars
ampularis tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam (ovum hidup selama 48 jam).
Keseluruhan proses ini merupakan mata rantai fertilitas/konsepsi
(Sumarah, 2008).
5). Pembentukan
plasenta
Plasenta
terbentuk lengkap pada kehamilan kurang lebih 16 minggu dengan ruang amnion
telah mengisi seluruh cavum uteri. Meskipun ruang amnion membesar sehingga
tertekan kearah corion, amnion hanya menempel saja tidak sampai melekat pada
korion. Implantasi plasenta pada umumnya terjadi didepan atau dibelakang
dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri.
1)
Plasenta bentuknya bundar dengan ukuran : diameter 15-20
cm, tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram.
2) Sebagian besar plasenta berasal dari bagian janin yaitu
villi korialis yang berasal dari korion, dan sebagian kecil berasal dari ibu
yaitu dari desidua basalis.
3) Darah ibu yang mengalir diseluruh plasenta diperkirakan naik dari 300
ml/mnt pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml/mnt pada kehamilan 40 minggu.
Setelah ruang interviler tanpa villi korialis mempunyai volume ±150-250 ml.
Permukaan villi korialis seluas ±11cm. Dengan demikian pertukaran zat-zat
makanan berjalan dengan benar.
4) Fungsi plasenta sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritive),
mengeluarkan bekas metabolisme (sekresi), memberi zat asam/O2 dan
mengeluarkan CO2 (respirasi), memproduksi hormon, menyalurkan
berbagai antibodi ke janin, serta plasenta juga dapat dilewati kuman-kuman dan
obat-obatan tertentu.
5)
Tali pusat
berhubungan dengan plasenta biasanya terletak ditengah disebut insersio
sentralis, bila agak pinggir disebut insersio lateralis, bila dipinggir disebut
insersio marginalis, dan kadang-kadang tali pusat berada diluar plasenta dimana
hubungannya dengan plasenta melalui selaput janin yang disebut insersio
velamentosa.
6). Air ketuban
Air
ketuban atau liquor amnii berada pada ruangan yang dilapisi selaput janin
(selaput amnion dan korion). Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan ±
1000-1500 cc. Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa manis.
Reaksinya agak alkalis atau netral dengan berat jenis 1,008. Komposisinya
terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel
epitel, rambut lanugo, vernik kaseosa dan garam anorganik. Kadar protein ± 2,6%
gr/l, terutama albumin.
1) Air
ketuban berguna untuk mengetahui keadaan paru-paru janin, cara penilaiannya
dengan cara menghitung ratio L/S (lesitin/sfingomielin), bila kehamilan
postmatur, gawat janin atau letak sungsang maka kita akan temukan air ketuban
yang keruh dan kehijauan karena telah bercampur dengan mekonium.
2)
Asal air ketuban yang pasti belum diketahui, tetapi
kemungkinan berasal dari kencing janin (fetal urine), transudasi darah dari
ibu, sekresi dari epitel amnion dan asal campuran (mixed origin) dari ketiga
hal tersebut.
3) Fungsi air ketuban untuk mencegah terjadinya perlengketan, agar janin dapat
bergerak dengan bebas, melindungi suhu tubuh janin, dapat menambah suplai
cairan janin, melindungi janin terhadap trauma dari luar, meratakan tekanan
intrauterine dan membersihkan jalan lahir bila ketuban sudah pecah (Prawirohardjo, 2007).
2.3 Tanda-Tanda Kehamilan
1). Tanda
yang tidak pasti
(probable signs)/ Tanda mungkin kehamilan
Indikator
mungkin hamil adalah karakteristik-karakteristik fisik yang bisa dilihat atau
sebaliknya diukur oleh pemeriksa dan lebih spesifik dalam hal perubahan-perubahan
psikologis yang disebabkan oleh kehamilan.
a) Amenorea
Bila
seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh terlambat
haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan,
penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid.
b) Mual dan
muntah
Mual
dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang
berkepanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal morning sickness karena
munculnya seringkali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang
baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk
mengatasinya penderita perlu diberi makanan-makanan yang ringan, mudah dicerna
dan jangan lupa menerangkan bahwa keadaan ini masih dalam batas normal orang
hamil. Bila berlebihan dapat pula diberikan obat-obat anti muntah.
c)
Mastodinia
Mastodinia
adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar.
Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh
estrogen dan progesterone.
d) Quickening
Quickening
adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya disadari oleh wanita pada
kehamilan 18-20 minggu.
e)
Keluhan
kencing
Frekuensi
kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus
yang membesar dan tarikan oleh uterus ke cranial.
f)
Konstipasi
Ini
terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat juga karena perubahan
pola makan.
g)
Perubahan
berat badan
Pada
kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu makan
menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu
meningkat sampai stabil menjelang aterm.
h)
Perubahan
temperature basal
Kenaikan
temperature basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda telah terjadinya
kehamilan.
i)
Perubahan
warna kulit
Perubahan
ini antara lain chloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,
punggung, hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan
warna kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah
areola dan puting payudara, warna kulit menjadi lebih hitam.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating
Hormone). Pada kulit daerah abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang
disebut strie gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan parut. Diduga
ini terjadi karena pengaruh adrenokortikosteroid.
j)
Perubahan
payudara
Akibat
stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolustrom, biasanya setelah
kehamilan lebih dari 16 minggu.
k) Perubahan pada uterus
Uterus
mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi. Uterus berubah menjadi
lunak, bentuknya globular. Teraba balotement, tanda ini muncul pada minggu ke-
16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup
banyak. Balotemen adalah tanda ada benda terapung/melayang dalam cairan. Sebagai
diagnosis banding adalah asites yang disertai dengan kista ovarium, mioma uteri
dan sebagainya.
l)
Tanda
piskacek’s
Terjadinya
pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat denagn implantasi
plasenta.
m)Perubahan-perubahan pada serviks
(1) Tanda hegar
Tanda
ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah tersebut pada
penekanan mempunayai kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan. Dapat diketahui melalui
pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke- 6, dan menjadi
nyata pada minggu ke- 7-8.
(2)
Tanda
goodell’s
Diketahui
melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih lunak. Penggunaan
kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.
(3)
Tanda
Chadwick
Dinding
vagina mengalami kongesti, warna kebiru-biruan.
(4)
Tanda
mc Donald
Fundus
uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung
pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.
(5)
Terjadi
pembesaran abdomen
Pembesaran
perut menjadi nyata setelah minggu ke-16, karena pada saat itu uterus telah
keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
(6)
Kontraksi
uterus
Tanda
ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak
disertai rasa sakit.
(7)
Pemeriksaan
tes biologis kehamilan
Pada
pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan positif palsu.
2). Tanda pasti kehamilan
Indikator pasti hamil adalah
penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat
dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain.
a) Denyut jantung janin (Djj)
Dapat
didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Pada orang gemuk, lebih
lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (doppler), Djj dapat didengarkan lebih awal
lagi, sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga
mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti : bising tali pusat, bising
uterus dan nadi ibu.
b) Palpasi
Yang
harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah minggu
ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24 (Kusmiyati, 2009).
2.4 Perubahan fisiologis pada kehamilan
Kehamilan melibatkan perubahan fisik, yang terjadi adalah
:
1). Uterus
a).
Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi
dan hiperplasia otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higroskopik. Endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan
30x25x20 cm dengan kapasitas > 4000 cc.
b).
Berat : berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram
pada akhir kehamilan (40 pekan)
c).
Bentuk dan konsistensi : pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim
seperti buah alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat dan akhir
kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur
bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim
mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih
lunak (soft)
disebut tanda Hegar. Pada kehamilan 5 bulan rahim terasa
seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu
bagian-bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.
d). Dinding rahim dalam kehamilan :
(1). Pada
permulaan kehamilan, dalam letak antefleksi atau retrofleksi.
(2). Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada
dalam rongga pelvis.
(3). Setelah itu, mulai memasuki
rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.
(4). Rahim yang hamil biasanya lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
(5). Vaskularisasi : uterina dan
ovarika bertambah dalam diameter,panjang dan anak-anak cabangnya. Pembuluh darah
balik (vena) mengembang dan bertambah.
(6). Servik uteri : servik bertambah
vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodel, akibat estrogen
meningkat. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus.
Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah warnanya menjadi livid disebut
tanda chadwick.
(7). Pembesaran uterus sesuai
usia kehamilan.
(a) Kehamilan 16 minggu, uterus sebesar kepala bayi dengan tinggi fundus uteri pertengahan
simfisis-pusat.
(b) Kehamilan 20 minggu, uterus sebesar kepala dewasa dengan tinggi fundus
uteri 2-3 jari dibawah pusat.
(c)
Kehamilan 24 minggu, uterus sebesar kepala dewasa
dengan tinggi fundus uteri setinggi pusat
(d) Kehamilan 28 minggu, uterus sebesar kepala dewasa
dengan tinggi fundus uteri 2-3 jari diatas pusat.
(e) Kehamilan 32 minggu, uterus sebesar kepala dewasa dengan tinggi fundus
uteri pertengahan pusat-proc.xyphoideus.
(f)
Kehamilan 36 minggu, uterus sebesar kepala dewasa dengan
tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Px/setinggi Px.
(g) Kehamilan 40 minggu, uterus sebesar kepala dewasa dengan tinggi fundus
uteri sama dengan kehamilan 8 bulan tapi melebar kesamping.
Menurut spiegelberg, mengukur TFU dari simfisis:
a.
Kehamilan 22 - 28 minggu : 24 - 25 cm dari simfisis
b.
Kehamilan 28 minggu
: 26,7 cm dari simfisis
c.
Kehamilan 30 minggu
: 29,5 - 30 cm dari simfisis
d.
Kehamilan 34 minggu
:
31 cm dari simfisis
e.
Kehamilan 36 minggu
: 32 cm dari simfisis
f.
Kehamilan 38 minggu
: 33 cm dari simfisis
g.
Kehamilan 40 minggu
: 37,7 cm dari simfisis
2). Indung telur
(ovarium)
Ovulasi
terhenti, masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta
sempurna pada umur 16 minggu yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
3). Vagina dan vulva
Karena
pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva akibat
hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat merah atau kebiruan. Warna livid
pada vagina dan portio servik disebut tanda chadwick.
4). Dinding perut (Abdominall Wall)
Pembesaran
rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah
kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat,
misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi diastasis rekti
bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya disebut
linea nigra.
5). Sistem sirkulasi darah
a).
Volume darah : volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak
akhir trimester pertama. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40 % saat
mendekati cukup bulan.
b). Protein darah : Betaglobulin dan Fibrinogen terus
meningkat
c). Hitung jenis dan Hemoglobin = Hematrokit cenderung menurun kenaikan relatif volume plasma darah.
d). Nadi dan tekanan darah, nadi biasanya naik
rata-ratanya 84 x/menit
e).
Jantung, 3 bulan pertama pompa jantung naik kira-kira 30 % setelah kehamilan 3
bulan dan menurun pada minggu terakhir kehamilan.
6). Sistem pernafasan
Ibu
hamil selalu bernafas lebih dalam, yang lebih menonjol adalah pernafasan dada
(thoracic breathing). Ibu hamil akan bernafas sekitar 20-25% dari biasanya,
karena kebutuhan Oksigen meningkat dikarenakan terjadi desakan rahim pada
diafragma.
7). Saluran pencernaan (Traktus Digestivus)
Progesteron
menimbulkan tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan
makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan (obstipasi), karena
pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan :
hipersalivasi terjadi pada trimester 1, daerah lambung terasa panas, terjadi
mual, sakit, pusing pada pagi hari (morning sickness), emesis/hiperemesis
gravidarum.
8). Sistem endokrin
a) Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
b) Kelenjar hipofisis : dapat membesar terutama lobus anterior
c) Kelenjar adrenal : tidak begitu terpengaruh
9). Gingivitis (tulang dan gigi)
Gangguan yang disebabkan oleh faktor misalnya
hygiene yang buruk disekitar mulut, jadi kebutuhan kalsium harus tercukupi.
10). Kulit
a). Pada
daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi karena terdapat deposit pigmen yang
disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormon lobus hipofisis
anterior dan kelenjar suprarenalis meningkat.
b). Muka, disebut masker kehamilan (chloasma gravidarum)
c). Payudara, puting susu dan aerola payudara
d). Perut, linea nigra, linea alba dan striae
gravidarum
11). Metabolisme
Dengan
terjadinya kehamilan metabolisme tubuh akan mengalami perubahan yang besar,
dimana kebutuhan nutrisi semakin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
ASI. Berat badan ibu hamil akan bertambah normalnya antara 6,5-16,5 kg selama
hamil/terjadinya kenaikan BB sekitar ½ kg/minggu
a).
Trimester I
: penambahan BB 1 kg
b).
Trimester II
: penambahan BB 5 kg
c).
Trimester III
: penambahan BB 5,5 kg
Penambahan
ini disebabkan oleh :
Janin 3-3,5 kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1 kg, rahim
1 kg, timbunan lemak 1,5 kg, timbunan protein 2 kg, retensi air garam 1,5 kg.
12). Sistem perkemihan (traktus urinarius)
Karena
pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada waktu hamil tua,
terjadi gangguan meskipun dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut dapat
menyebabkan kandung kemih terasa penuh. Terjadinya hemodelusi menyebabkan
metabolisme air semakin lancar sehingga pembentukan air seni pun bertambah.
13). Sistem kekebalan
Sistem
kekebalan wanita hamil banyak menurun karena daya tahan tubuh dipersiapkan
untuk menopang kehamilan, sehingga wanita hamil rentan dengan penyakit.
14). Muskulo skeletal (otot dan persendian)
Persendian
panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak. Bentuk tubuh berubah
akibat beratnya uterus sehingga pada titik pusat gaya tarik bumi, sehingga
tulang belakang melengkung.
(Wiknjosastro,
2007).
2.5
Tanda-tanda bahaya
kehamilan
1).
Perdarahan vagina
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah
merah, perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri (berarti abortus, KET,
mola hidatidosa). Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah
merah, banyak/sedikit, nyeri (berarti plasenta previa dan solusio plasenta).
2).
Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu
masalah yang serius adalah sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang
dengan istirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, penglihatannya
menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah
gejala dari preeklampsia.
3).
Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun
senja)
Masalah
visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual
mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang.
4).
Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah istirahat, dan disertai dengan
keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau preeklampsia.
5).
Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang hebat, menetap dan tidak hilang
setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicities, kehamilan ektopik,
aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit
kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.
6).
Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu
mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat
merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah.
Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi
akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan
dan minum dengan baik.
(Rukiyah, 2009).
7).
Muntah dan BAB terus-menerus
Mual dan muntah penampakan gejala yang fisiologis pada kehamilan
muda (Trimester I) dan akan hilang pada usia kehamilan 4 bulan. Jika terjadi
muntah terus-menerus dan menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi
perkembangan janin. Dan BAB yang terus menerus mengakibatkan tubuh ibu hamil
menjadi lemah dan berat badan semakin berkurang.
8).
Urin keruh dan ada darah
Jika urin keruh dan ada darah mungkin dapat terjadi
preeklampsia atau infeksi saluran kemih.
(Salmah, 2006).
2.6 Penatalaksanaan dalam
kehamilan
1)
Antenatal care (ANC)
Antenatal care adalah pengawasan pada ibu hamil
selama kehamilan atau sebelum melahirkan, terutama ditujukan pada pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim (Salmah,
2006).
2).
Tujuan antenatal care
a)
Tujuan Umum
(1) Mempersiapkan dan meningkatkan kesehatan
sebelum perkawinan.
(2). Memberikan
pengertian tentang :
a.
Konsep keluarga sebagai unit kecil kehidupan
b.
Pengertian keluarga dalam kedudukan sosial budaya
c.
Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
d.
Menanamkan pengertian tentang program keluarga berencana
dan merencanakan keluarga.
b). Tujuan Khusus
(1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
saat persalinan, dan kala nifas.
(2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala
nifas
(3) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
(4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Salmah, 2006).
3). Lima
prinsip ANC
a) Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan :
(1) Satu kali pada triwulan pertama
(2) Satu kali pada triwulan kedua
(3) Dua kali pada triwulan ketiga
Pelayanan
atau asuhan standar minimal termasuk 7 T
a).
Timbang berat badan dan ukur TB
b).
Ukur tekanan darah
c).
Ukur TFU
d).
Beri Imunisasi TT
e).
Beri tablet Fe (minimal 90 tablet selama hamil)
f).
Tes PMS
g).
Temu wicara
b. Mengupayakan kehamilan sehat.
c. Melakukan diteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanan awal serta
rujukan bila diperlukan.
d. Persiapan persalinan yang bersih dan
aman dengan prinsip yang aman 3 B yaitu :
1)
Bersih alatnya
2)
Bersih penolongnya
3)
Bersih lingkungannya
e. Perencanaan antipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi
(Winkjosastro, 2006).
4). Teknik pemeriksaan palpasi dalam kehamilan
Pemeriksaan palpasi dapat dipergunkan
untuk menetapkan keadaan janin dalam rahim dan tuanya kehamilan dengan cara ibu
hamil tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi dari kaki. Kedudukan tangan
pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala atau membusur disamping badan, kaki
ditekuk.
Bagian perut dibuka, pemeriksa berdiri disebelah kanan
itu, kemudian dilakukan palpasi terutama pada pemeriksaan perut dan payudara.
Palpasi perut untuk menentukan :
a) Besar dan konsistensi rahim
b) Bagian janin, letak dan presentasi
c) Gerakan janin
d) Kontraksi rahim Braxton Hicks
dan His.
Cara palpasi bermacam – macam :
1.
Menurut
Leopold
2. Menurut Kneble
3. Menurut Buddin
4. Menurut Ahfel
Cara yang sering dipakai adalah
menurut Leopold
1.
Leopold
I
a. Pemeriksa menghadap arah muka ibu hamil
b. Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
c. Konsistensi uterus
Menentukan letak kepala atau bokong dengan
satu tangan di fundus dan tangan lain diatas simfisis (menurut Knebel) (Mochtar,
2008).
2.
Leoplold II
a. Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri
b. Menentukan letak punggung janin
c. Pada letak lintang tentukan dimana
kepala janin
Menentukan letak punggung dengan 1 tangan menekan di fundus (menurut Buddin) (Mochtar, 2008).
3.
Leoplold III
a. Menentukan bagian terbawah janin
b. Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih goyang
Menentukan
letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak ditengah perut (menurut Ahlfeld) (Mochtar, 2008).
4.
Leopold IV
a. Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
b. Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP.
c. Auskultasi
DJJ
normal 60 x/menit. Didengarkan selama 1 menit penuh dengan stetoskop.
1.
Dari janin
a.
DJJ pada bulan ke 4 sampai ke 5
b.
Bising tali pusat
c.
Gerakan dan tendangan janin
2.
Dari Ibu
a.
Bising rahim (uterine souffle)
b.
Bising aorta
c.
Peristaltik usus
d). Pemeriksaan dalam (PD)
Kegunaan pemeriksaan dalam adalah untuk mengetahui
1.
Bagian terbawah janin
2.
Pembukaan serviks
3.
Pelunakan Serviks
4.
Pelvimetri klinik
PD memakai jari tulunjuk dan jari tengah dengan menggunakan handscone untuk
perlindungan diri (Manuaba, 2008).
5).
Kebutuhan dasar ibu hamil
a) Kebutuhan fisik ibu hamil
(1) Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia
termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil
sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan
berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut diatas dan
untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :
(a) Latihan nafas melalui senam hamil
(b) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
(c)
Makan tidak terlalu banyak
(d) Kurangi atau hentikan merokok
(e)
Konsul ke dokter bila ada
kelainan atau gangguan pernafasan
seperti asma dan lain-lain.
Posisi
miring kiri di anjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan
mengurangi tekanan pada vena asenden (hipotensi supine).
(2) Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300
kalori perhari. Kebutuhan zat gizi pada Ibu hamil secara garis besar adalah :
(a) Asam Folat
Menurut konsep evidence bahwa
pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan
otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus baik pada Ibu hamil yang
normal maupun beresiko. Dan juga untuk membantu produksi sel darah merah,
sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta. Minimal pemberian asam folat
dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama
kehamilan. Dosisnya untuk preventif 500 mikrogram atau 0,5-0,8 mg, sedangkan
untuk kelompok faktor resiko 4 mg/hari.
(b) Energi
Kebutuhan energi Ibu hamil
adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh Ibu. Contohnya Nasi,
roti, mie, ubi, jagung, kentang, tepung dan lain-lain.
(c) Protein
Pembentukan jaringan baru dari
janin dan untuk tubuh Ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan
terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk Ibu hamil.
Contohnya Daging, ikan, telor, ayam, kacang-kacangan, tahu dan tempe.
(d) Zat besi (Fe)
Pemberian suplemen tablet
tambah darah adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, sintesa
darah otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg),
minimal 90 tablet selama hamil. Contohnya Daging, hati, sayuran hijau, bayam,
kangkung, daun pepaya, daun katuk.
(e) Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan
gigi bayi. Kebutuhan kalsium Ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari. Contohnya
Susu, ikan teri, sayuran hijau, kacang-kacangan kering.
(f) Pemberian
suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan
di negara dengan musim dingin yang panjang.
(g) Pemberian yodium pada daerah dengan endemik
kretinisme.
(h) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc,
Magnesium dan minyak ikan selama hamil.
(Kusmiyati, 2009).
(3) Personal hygiene
Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena
ibu hamil cenderung mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri
terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut, perlu
mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama
pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat
mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi.
(4)
Pakaian
Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta
bahan yang mudah menyerap keringat. Yang harus diperhatikan dan dihindari yaitu
: sabuk dan stoking yang terlalu ketat, karena akan mengganggu aliran balik,
sepatu dengan hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan
bertambah.
Payudara perlu ditopang dengan BH yang memadai untuk
mengurangi rasa tidak enak karena pembesaran dan kecenderungan menjadi
pendulans.
(5) Eliminasi (BAB/BAK)
Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal,
sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah. Situasi basah ini menyebabkan
jamur (trikomonas) tumbuh sehingga wanita hamil mengeluh gatal dan mengeluarkan
keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk dan
menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan infeksi
kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu
dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. Wanita perlu
mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan ke
belakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan harus
menggunakan tisu atau lap atau handuk yang bersih setiap kali melakukannya.
Wanita harus sering mengganti pelapis atau pelindung celana dalam. Dianjurkan
minum 8-12 gelas cairan setiap hari agar produksi air kemihnya cukup. Menahan
berkemih akan membuat bakteri di dalam kandung kemih berlipat ganda. Akibat
pengaruh progesteron, otot-otot tractus digestivus tonusnya menurun, akibatnya
motilitas saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan obstipasi. Untuk
mengatasi hal itu, ibu hamil dianjurkan minum ± 8 gelas sehari.
(6) Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus
diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat
sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran.
Koitus tidak dibenarkan jika :
(a) Terdapat perdarahan pervaginam
(b) Terdapat riwayat abortus berulang
(c) Abortus/partus prematurus imminens
(d) Ketuban pecah
(e) Serviks telah membuka
Pada
saat orgasme dapat dibuktikan adanya fetal bradycardia karena kontraksi uterus
dan para peneliti berpendapat wanita yang melakukan hubungan seks dengan aktif
menunjukan insidensi fetal distress yang lebih tinggi. Posisi wanita diatas
membuatnya dapat mengatur sudut dan kedalaman penetrasi penis serta melindungi
perut dan payudaranya. The National Family Planning and Reproductive Health
Assosiation, Washington, DC menyatakan bahwa untuk beberapa wanita, pemakaian
kondom harus tetap dilanjutkan sepanjang masa hamil. Tujuannya ialah mencegah
penularan penyakit menular seksual.
(7) Mobilisasi dan body mekanik
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktifitas fisik
biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan
seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus
sesui dengan kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk
istirahat. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil : Duduk, berdiri
(sikap berdiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil di saat berat janin
semakin bertambah, jangan berdiri untuk jangka waktu yang lama), berjalan
(hindari sepatu bertumit runcing karena mudah menghilangkan keseimbangan),
tidur (sebaiknya setelah usia kehamilan 6 bulan, hindari tidur terlentang,
karena tekanan rahim pada pembuluh darah utama dapat menyebabkan pingsan. Tidur
dengan kedua tungkai kaki lebih tinggi dari badan dapat mengurangi rasa lelah),
bangun dari berbaring, membungkuk dan mengangkat (hindari membungkuk yang dapat
membuat punggung tegang, termasuk untuk mengambil sesuatu yang ringan
sekalipun).
(8) Exercise/Senam hamil
Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan
cara berjalan-jalan di pagi hari, renang, olahraga ringan dan senam hamil.
(a) Berjalan-jalan di pagi hari
Jalan-jalan
saat hamil di pagi hari mempunyai arti penting untuk dapat menghirup udara pagi
yang bersih dan segar, menguatkan otot dasar panggul, dapat mempercepat
turunnya kepala bayi ke dalam posisi optimal atau normal dan mempersiapkan mental menghadapi
persalinan.
(b) Senam hamil
Senam
hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22 minggu. Bertujuan untuk
mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat berfungsi secara optimal
dalam persalinan normal serta mengimbangi perubahan titik berat tubuh.
Ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang
menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, ginjal dan penyulit dalam
kehamilan (hamil dengan perdarahan, kelainan letak dan kehamilan yang disertai
dengan anemia).
(9) Istirahat/tidur
Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan
kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan
janin. Tidur pada malam hari selama ± 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks
pada siang hari selama 1 jam.
b) Kebutuhan psikologis ibu hamil
(1) Suport
keluarga
Reaksi ibu terhadap kehamilan
anaknya menandakan penerimaannya terhadap cucu dan anak perempuannya dan ini
sangat membantu ibu dalam menghadapi kehamilannya dengan lebih tenang. Tugas
keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah dengan
cara pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari informasi
bagaimana menjadi ibu dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai ibu rumah
tangga. Agar kehamilan dapat berjalan lancar dan ibu dapat mengadakan hubungan
yang sehat dengan bayinya, maka reaksi ibu terhadap kehamilan seharusnya
menerima kehamilan, menghilangkan rasa takut terhadap persalinan, menerima
peran ibu, menciptakan ikatan antara ibu dan bayinya.
(2) Suport
dari tenaga kesehatan
Peran bidan dalam perubahan dan
adaptasi psikologis adalah dengan memberi suport atau dukungan moral bagi
klien, meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan yang
dirasakannya adalah sesuatu yang normal. Bidan harus bekerjasama dan membangun
hubungan yang baik dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara
bidan dan klien. Bidan sebagai fasilitator bagi kliennya. Bidan dapat membagi
pengalaman yang pernah dirasakan bidan itu sendiri, misalnya jika bidan
tersebut juga pernah mengalami kehamilan, hal ini akan membuat klien mengerti
akan fungsi bidan yang di satu sisi sebagai seorang bidan dan di sisi lain
sebagai manusia biasa yang juga merasakan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam siklus kehidupan. Bidan juga dapat menceritakan pengalaman orang lain
sehingga klien mampu membayangkan bagaimana cara mereka sendiri untuk
menyelesaikan dan menghadapi masalahnya. Bidan sebagai seorang pendidik, bidan
yang memutuskan apa yang harus diberitahukan kepada klien dalam menghadapi
kehamilannya agar selalu waspada terhadap perubahan yang terjadi, perilakunya
dan bagaimana menghadapi permasalahan yang timbul akibat kehamilannya.
(3) Rasa aman
dan nyaman selama kehamilan
Wanita yang diperhatikan dan
dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit
gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama
masa nifas (Grossman, eichler, Winckoff, 1980; May, 1982 dalam buku perawatan
ibu hamil, 2009). Ada dua kebutuhan utama yang di tunjukan wanita selama ia
hamil (Richardson,1983 dalam buku perawatan ibu hamil, 2009). kebutuhan pertama
ialah menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai, kebutuhan yang kedua
ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan
mengasimilasi bayi tersebut kedalam keluarga.
(4) Persiapan
menjadi orang tua
Untuk pasangan baru, kehamilan
merupakan kondisi perubahan dari masa anak menjadi orangtua, dan apabila
kehamilan berakhir maka akan bertambah tanggung jawab keluarga. Steele dan
pollack (1968) menyatakan bahwa menjadi orangtua merupakan proses yang terdiri
dari dua komponen penting untuk perkembangan dan keberadaan bayi.
(a) Keterampilan kognitif-motorik (bersifat
praktis atau mekanis).
Komponen pertama dalam proses
menjadi orang tua melibatkan aktivitas perawatan anak, seperti memberi makan,
menjaganya dari bahaya, memungkinkannya untuk bisa bergerak (Steele, Polack,
1968 dalam buku perawatan ibu hamil, 2009). Hampir semua orang tua yang memiliki
keinginan untuk belajar dan dibantu dukungan orang lain menjadi terbiasa dengan
aktivitas merawat anak.
(b) Keterampilan kognitif-afektif (besifat
emosional).
Komponen psikologis dalam
menjadi orang tua, sifat keibuan atau kebapakan tampaknya berakar dari
pengalaman orang tua dimasa kecil saat mengalami dan menerima kasih sayang dari
ibunya. Keterampilan kognitif-afektif menjadi orang tua ini meliputi sikap yang
lembut, waspada dan memberi perhatian kepada bayinya.
(5) Persiapan sibling
Kehadiran seorang adik yang
baru dapat merupakan krisis utama bagi seorang anak. Anak sering mengalami
perasaan kehilangan atau merasa cemburu karena digantikan oleh bayi yang baru.
Dengan diberi penjelasan dan pengertian anak biasanya tidak akan merasa
disisihkan dan akan merasa senang dengan kehadiran adiknya yang bisa dijadikan
teman (Kusmiyati, 2009).
2.7
Manajemen Asuhan Kebidanan
1). Pengertian
Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen
Asuhan Kebidanan adalah suatu kerjasama sistematis yang memudahkan pelaksanaan
kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan wanita dalam sistem reproduksi
salah satunya adalah kehamilan.
2). Tujuan
Manajemen Asuhan Kebidanan
Tujuan
yang ada sebagai berikut :
a.
Menentukan keputusan klinik yang aman dan sesuai.
b.
Mengorganisasikan pemikiran dan tindakan dalam urusan
yang logis, keuntungan bagi ibu dan petugas.
c.
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan.
d.
Menginterpretasikan Data
e.
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan
kondisi klien.
f.
Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat
dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah – langkah
sebelumnya.
g.
Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
h.
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan
dengan mengulang kembali manajemen proses untuk aspek asuhan yang tidak efektif
(Diktat Materi Konsep Kebidanan 2006).
3). Hasil yang diharapkan dalam manajemen Asuhan kebidanan, yaitu:
1.
Untuk kebutuhan ibu, bayi dan keluarga
2.
Adanya perhatian kepada otonomi individu martabat nilai
yang diyakini ibu.
3. Tercipta hubungan dengan ibu
dan keluarganya harmonis.
4.
Wanita dan keluarganya berhak secara penuh untuk
menentukan dan memutuskan tentang rencana asuhan.
5.
Mempertimbangkan kebutuhan pendidikan yang meliputi :
fisik, psikologi, sosial, budaya spiritual dan pendidikan.
6.
Didasari pada penemuan yang terbukti.
7.
Memberitahukan dengan penuh empati komitmen, konsekuensi,
kepercayaan dan kemampuan.
8.
Mempunyai asuhan pendekatan.
4). Manfaat Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Mengumpulkan data dan informasi klien untuk
memenuhi tindakan
2. Menginterpretasikan data sebagai bukti
sebagai pelaksanaan tindakan
3. Merencanakan sebuah kegiatan dalam perincian
masalah
4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Proses manajemen kebidanan 7 langkah varney terdiri dari langkah-langkah berikut:
Langkah I (Tahap Pengumpulan Data Dasar)
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
1 . Anamnesa
a. Biodata
b. Riwayat menstruasi
c.
Riwayat
kesehatan
d. Riwayat kehamilan,
persalinan, dan nifas
e. Biopsikososiospritual
f.
Pengetahuan
klien
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda vital
3.
Pemeriksaan khusus
a. Inpeksi
b. Palpasi
c.
Auskultasi
d. Perkusi
4.
Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Catatan terbaru dan
sebelumnya
Bila klien mengalami komplikasi yang perku dipresentasikan kepada dokter,
dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi. Tahap ini merupakan
langkah yang akan menentukan langkah berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai
dengan kasus yang dihadapi akan menentukan. Oleh karena itu, prose interpretasi
yang benar atau tidak dalam tahap sebelumnya, sehingga dalam pendekatan ini
harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan
sehingga dapat menggambarkan kondisi/masukan klien yang sebenarnya dan valid.
Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap, dan akurat.
Langkah II (Interpretasi Data Dasar)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudahdikumpulkan diinterpretasikansehingga dapat merumuskandiagnosis
dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan ha-hal yang sedang
dialami wanitayang diindentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian.masalah juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosis kebidanan
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan. Standar
nomenklatur diagnosis sebagai berikut:
1. Diakui dan
telah disahkan oleh profesi
2. Berhubungan
langsung dengan praktik kebidanan
3. Memiliki cirri
khas kebidanan
4. Didukung oleh clinical
judgement dalam praktik kebidanan
5. Dapat
diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien yang ditemukan dari hasil pengkalian atau menyertai diagnosis.Kebutuhan
adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data.
Langkah
III (Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial)
Langkah III merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosis
atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita
mengindetifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan
diagnosis/masalah yang sudah diindetifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada
dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar
terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.
Langkah
IV (Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera)
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera,
melakukan konsultasi,kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien. Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah ke-4 mencerminkan kesinambungan dari prose manajemen kebidanan.
Jadi, manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan
prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama-sama bidan
terus-menerus, misalnya pada wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengidentifikasi situasi yang gawat ketika bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (mis. Perdarahan kala 3 atau
perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu atau niali Apgar yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang
dokter, misalnya prolap tali pusat. Situasi lainnya bisa saja merupakan
kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti
pekerja social, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayibaru
lahir.dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk
menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam
manajemen asuhan klien.
Pada penjelasan di ats menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan
harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah
bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi
diagnosis/masalah potensial pada langkah sebelumnya. Bidan juga harus
merumuskan tindakan emergensi/segera yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan
ibu dan bayi. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan
secara mandiri atau bersifat rujukan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini
benar-benar dibutuhkan.
Langkah V (Penyusunan Rencana Asuhan Menyeluruh)
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut; apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah
yang berkaitan dengan social ekonomi,cultural atau masalah psikologi. Dengan
kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang
berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah
disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klienagar dapat
dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana
tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien
kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan
menyeluruhini harus rasional dan benar-benar validberdasarkan pengetahuan dan
teori yang terbaru serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan
klien. Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan
kesehatan terhadap wanita.
Langkah VI (Pelaksanaan Asuhan)
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan
aman. Pada langkah ke-6 ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikanpada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisiendan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau
anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misal: Memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana)
Meskipun bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawabdalam
manajemen asuhan klien untuk terlaksananya rencana asuhan bersama. Manajemen
yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan
klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
Langkah VII (Evaluasi)
Pada langkah VII ini dilakukan evaluasi keefektifan
asuhan yang sudah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan
telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rebcana tersebut efektif,
sedangkan sebagian lain belum efektif. Mengingat proses manajemen asuhan ini
merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu mengulang kembali
dari awal setiap asuhan tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi
mengapa prose manajemen tidak efektif serta melakukan penyusaian pada rencana
asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang memengaruhi tindakanserta
berorientasi pada proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung
di dalam situasi klinis, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi
dalam Tulisan saja.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1Identitas
Ny.
A berusia 27 tahun, kebangsaan Indonesia, suku Jawa dan beragama Islam dengan
pendidikan terakhir SMA. Klien adalah seorang Ibu Rumah Tangga, suaminya
bernama Tn. A berusia 23 tahun, kebangsaan Indonesia, suku Jawa
dan beragama Islam, pendidikan terakhirnya SMA dan bekerja sebagai Buruh.
Pasangan suami istri ini bertempat tinggal di Jl. H Abu no 39 rt 04 rw 07
Cinere Selatan.
3.1.2
Anamnesa Riwayat Kehamilan Sekarang
Anamnesa
dilakukan pada tanggal 17 Desember 2009, pukul 09.15 WIB oleh Mahasiswi Akbid
Karya Husada Jakarta. Ny. A melakukan pemeriksaan ANC kunjungan ulang diruang
RB/ANC di PUSKESMAS Cilandak Jakarta Selatan. Riwayat menstruasi Ny. A hari pertama
haid terakhir tanggal 30 maret 2009, lamanya menstruasi 5 hari, banyaknya 3 x
ganti pembalut, siklus menstruasi 28 hari. Haid sebelumnya tanggal 2 Maret 2009,
lamanya 5 hari dan banyaknya 3 x ganti pembalut. Siklus menstruasi 28 hari,
terakhir dan konsistensi cair dan sedikit menggumpal. Tafsiran persalian Ny. A
7 Januari 2009. kehamilan klien adalah kehamilan anak ketiga tes kehamilan pada
tanggal 07 Mei 2009. Pergerakan janin dirasakan pertama kali pada usia
kehamilan + 16 minggu sebanyak ±10 kali dalam 24 jam terakhir dan
pergerakan janin aktif. Keluhan yang dirasakan Ny. A tidak ada.
Pola
makan klien 3x sehari, porsi sedang dengan menu bervariasi yang terdiri dari
nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, susu dan air putih. Perubahan nafsu
makan yang dialami klien tidak ada. Pola istirahat klien teratur, tidur siang 2
jam, tidur malam ± 8 jam. Pola eliminasi adalah BAK >4 kali sehari, BAB Ix
sehari, aktifitas sehari – hari adalah memasak, menyapu dan beres-beres rumah
tidak ada gangguan. Ny. A sudah mendapatkan imunisasi TT . TT yang pertama
tanggal 25 Mei 2009 dan TT kedua tanggal 02 november 2009.
3.1.3
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Ny. A
sudah mempunyai anak, ini merupakan kehamilan anak ketiga. Anak pertama lahir pada tanggal 23 september
2003 di puskesmas pada usia kehamilan 37 minggu, anak lahir spontan di bantu
oleh Bidan, dengan JK: laki-laki, BB: 3000
gram, PB: 49 cm, keadaan anak baik tidak ada cacat/kelainan. Anak kedua lahir pada tanggal 24 juli 2006 di
puskesmas pada usia kehamilan 38 minggu, anak lahir spontan di bantu oleh
Bidan, dengan JK: laki-laki, BB: 3000 gram, PB: 49 cm, keadaan anak baik tidak ada
cacat/kelainan
3.1.4
Riwayat Kesehatan
Ny. A
tidak mempunyai riwayat penyakit jantung dan penyakit menular seksual, campak,
asma, hipertensi, anemia dan lain – lain dalam keluarga juga tidak mempunyai
penyakit keturunan, klien juga belum pernah mengalami operasi. Perilaku
kesehatan klien tidak pernah menggunakan obat – obatan, tradisional jamu,
alkohol, merokok, makan sirih, dan tidak ada iritasi vagina, klien biasanya
mengganti pakaian dalam 2x sehari.
3.1.5
Riwayat Sosial
Kehamilan
pertama ini adalah kehamilan yang direncanakan Ny. A
mengharapkan anak perempuan. Status perkawinan Ny. A adalah sah menurut hukum
dan agama. Hubungan keluarga klien harmonis, klien tinggal serumah dengan suami
dan anak tidak ada kepercayaan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas.
3.1.6
Pemeriksaan
Pada
saat pemeriksaan keadaan umum Ny. A baik, kesadaran compos mentis, dan keadaan emosionalnya
stabil. Tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 82 kali/menit, suhu tubuh
360C dan pernafasan 22 kali / menit.
Tinggi
badan 158 cm berat badan 86 Kg, kenaikan
berat badan kehamilan minggu ini dengan minggu sebelumnya yaitu 0,5 kg. Lingkar
lengan atas 33 cm. Pada pemeriksaan fisik Ny. A kelopak mata tidak Oedema,
konjungtiva tidak anemis, dan sclera tidak ikterik. Pada mulut, lidah tidak
kotor, gusi tidak berdarah dan gigi tidak ada caries gigi. Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan payudara terdapat
pembesaran puting susu menonjol, simetris tidak ada benjolan, tidak ada
pengeluaran dan rasa nyeri. Pada pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah tidak
ada oedema, kekakuan sendi, kemerahan, dan varises, refleks patella positif
(+).
Pada
pemeriksaan abdomen, dilakukan inspeksi, pembesaran perutnya sesuai dengan usia
kehamilan, bentuknya bulat, tidak ada bekas luka operasi, terdapat striae
gravidarum dan tidak ada linea alba dan linea nigra. Posisi tulang belakang
lordosis gravidarum dan tidak ada nyeri ketuk pada pinggang.
Pemeriksaan
palpasi pada.Leopold I : TFU 33 cm, terasa agak bulat, lunak tidak melenting
(bokong) dan usia kehamilannya adalah 37 minggu 3 hari. Leopold II dibagian
kiri teraba keras,panjang melebar seperti
papan (punggung),bagian kanan teraba bagian
terkecil janin (ekstremitas).Leopold III pada bagian terbawah janin teraba
bulat,keras,melenting (kepala), belum masuk PAP (convergen).
Leopold
IV tidak dilakukan, pada pemeriksaan auskultasi punctum maximum berada di kuadran
kiri bawah pusat (PUKI), denyut jantung fetus 144x/menit. Tafsiran berat janin (33-13)
x 155 = 3.100 gram pemeriksaan anogenital tidak dilakukan.
3.2 Analisa Masalah atau Interpretasi Data Dasar
3.2.1
Diagnosa : G3 P2 AO hamil 37 minggu 3 hari
Janin tunggal, hidup intra uterin presentasi kepala.
3.2.2
Dasar
a. Subjek
1. Ny. A mengatakan hamil anak ketiga dan belum pernah keguguran.
2. Ny. A mengatakan hari pertama Haid terakhir tanggal 30 maret 2009.
3. Ny. A mengatakan pergerakan janin aktif
b. Objek
Palpasi TFU
: 33 cm
1.
Leopold I : Bagian
fundus teraba agak bulat, agak lunak dan tidak melenting (bokong),.
2.
Leopold II : Bagian kiri teraba keras,panjang melebar
seperti papan (punggung),
Bagian kanan teraba
bagian – bagian kecil
(ekstremitas).
3.
Leopold III : Bagian bawah janin teraba bulat, keras dan
melenting (kepala), belum masul PAP (convergen).
4.
Leopold IV : Tidak dilakukan.
Auskultasi:
DJJ: 144 x/m
TBJ : (33-13) x 155 = 3100
gram
3.2.3
Masalah :
tidak ada
3.2.4
Kebutuhan :
penjelasan tentang perubahan fisiologis
trimester III.
3.3
Masalah potensial
Saat ini tidak ada
3.4Tindakan segera
Saat ini tidak ada
3.5 Perencanaan tindakan
a. Informasikan hasil seluruh pemeriksaan yang telah dilakukan
b. Beritahu ibu mengenai perubahan fisiologis trimester III
c. Beritahu ibu tanda-tanda persalinan
d. Beritahu ibu tentang persiapan persalinan
e. Beritahu ibu tentang personal hygiene dan istirahat
f. Berikan ibu tablet Fe, Kalk, dan Vitamin C
g. Beritahu ibu untuk kunjungan ulang berikutnya
h. Dokumentasikan semua asuhan kebidanan
3.6 Pelaksanaan Tindakan
a.
Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan
ibu dan janin baik, usia kehamilan saat ini 37 minggu 3 hari.
b.
Memberitahu ibu tentang perubahan fisiologis trimester
III yaitu:
1) sering kencing karena kandung
kemih yang tertekan oleh kepala janin.
2) Haemorroid karena adanya tekanan pada pembuluh
darah di anus oleh
besarnya
rahim
3) Nyeri pada pinggang karena perubahan posisi tulang
belakang.
4) sesak nafas karena
diafragma yang tertekan oleh besarnya rahim.
c. Memberitahu ibu tanda-tanda
persalinan, mules-mules yang lebih sering dan
teratur, keluar lendir
bercampur darah, keluar air-air, rasa ingin
BAB/mengejan.
d. Menjelaskan tentang persiapan persalinan seperti
pakaian bayi, alat-alat mandi bayi dan biaya persalinan.
e. Memberitahukan ibu untuk melakukan vulva hygiene
yaitu vulva tetap kering dan ganti pakaian dalam 3 x sehari.
f. Memberi tablet Fe (1x1) untuk
penambah darah, diminum dengan air putih saja tanpa teh, susu, atau kopi dan
diminum pada malam hari sebelum tidur karena dapat menyebabkan mual, Vitamin C
(1x1) untuk membantu penyerapan Fe, dan Kalk (1x1) untuk pertumbuhan tulang
janin.
g. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian
yaitu pada tanggal 24 desember 2009 atau bila ada keluhan segera datang ke
pelayanan kesehatan terdekat.
h. Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
3.7 Evaluasi
a.
Ibu tampak kooperatif
b.
Seluruh hasil pemeriksaan sudah diinformasikan
c.
Ibu mau melakukan apa yang telah disampaikan dan dapat
mengulanginya kembali
d.
Ibu mengatakan akan datang untuk kunjungan ulang pada
tanggal 24 Desember 2009
e.
Seluruh asuhan kebidanan sudah di dokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab ini didasari pada ada atau tidak
adanya kesenjangan antara teori dilapangan tentang laporan asuhan kebidanan ibu
hamil pada Ny. A umur 27 tahun, G3 P2 Ao hamil 37 minggu 3 hari, janin tunggal hidup intra uterin,
preskep yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2009 di Puskesmas Cilandak,
Jakarta Selatan. Dalam pembahasan tersebut, Penulis membuat langkah langkah
dengan menggunakan 7 langkah Varney yang terdiri dari pengkajian, interpretasi
data dasar, masalah potensial. Tindakan segera, perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, tindakan dan evaluasi.
4.1
Pengkajian
Pada
pengkajian ibu hamil diperoleh dari anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik dan
juga pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik dan penunjang petugas
menggunakan standar 7 T (Timbang berat badan, ukur tekanan darah dan TFU, beri
umunisasi TT lengkap, dan Tes PMS tidak dilakukan sehingga terdapat ketidaksesuaian antara
teori dengan kenyataan yang ada karena keterbatasan sarana pelayanan kesehatan ( Prawiroharjo, 2006).
Pada
pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari pemeriksaan TTV dan
dari rambut sampai ujung kaki, akan tetapi pemeriksaan anogenital tidak dilakukan
karena tidak ada indikasi. Kenaikan
berat badan pada kehamilan ini dengan kehamilan sebelumnya yaitu 0,5 kg. Hal ini masih dianggap fisiologis (
Manuaba,2008 ).
4.2 Interpretasi Data Dasar
Pada
langkah ini diagnosa kebidanan yang dibuat sesuai dengan daftar
nomenklatur kebidanan (WHO-UNFPA, 2000 dalam Wildan, 2008). Kondisi ibu dalam keadaan
baik. Ibu mengatakan tidak ada masalah
pada kehamilan ini, sehingga kebutuhan yang diperlukan ibu saat ini hanya
penjelasan perubahan fisiologis Trimester III. Dan hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri juga
sesuai dengan usia kehamilan ibu.
4.3
Masalah Potensial
Berdasarkan data dan dari hasil pemeriksaan untuk saat ini masalah
potensial tidak ada, tetapi penulis menganjurkan untuk tetap melakukan
pemantauan secara ketat karena kehamilan normal dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi setiap saat.
(Acuan Nasional Pelayanan dan Neonatal 2002)
4.4
Tindakan Segera
Pada
langkah ini penulis tidak melakukan tindakan segara atau kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lainnya, karena tidak ada masalah yang dialami pada kehamilan
Ny. A.
4.5
Perencanaan Tindakan
Pada
langkah ini penulis membuat rencana berdasarkan prioritas masalah. Rencana
tindakan harus sesuai dengan kebutuhan klien. Pada perencanaan tindakan, ANC
disesuaikan juga dengan kebutuhan ibu, yang sesuai dengan teori ( Manuaba, 2008 ) seperti : memberitahu hasil pemeriksaan, memberitahu
perubahan fisiologis kehamilan trimester tiga, pemberian tablet Fe, calk,
vitamin c. Tanda bahaya kehamilan, memberitahu tanda – tanda inpartu, memberi
penjelasan pada ibu untuk mempertahankan intake dan nutrisi yang telah
dilaksanakan,dan membuat kesepakatan untuk jadwal kunjungan ulang berikutnya.
4.6
Pelaksanaan Tindakan
Langkah
ke enam ini merupakan pelaksanaan asuhan yang dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan diatas secara efisien dan aman. Pada pelayanan ANC tidak terdapat
ketidak sesuaian antara teori dengan kenyataan yang ada.
4.7
Evaluasi
Evaluasi
ini dibuat sesuai dengan identifikasi masalah pada analisa data. Evaluasi yang
dimaksud adalah untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang dilaksanakan pada Ny. A. Pada kasus ini telah dilakukan
implementasi terhadap apa yang sudah direncanakan, sehingga dari data diatas
dapat dikatakan bahwa asuhan kebidanan yang dilakukan berjalan dengan efektif
dan lancar dalam memonitor kondisi ibu dan janin serta dapat mendeteksi dini
komplikasi – komplikasi yang suatu saat dapat terjadi hingga bisa membahayakan
kondisi ibu dan janin.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pemeriksaan
yang dilakukan pada Ny. A dimulai dari umur kehamilan 37 minggu 3 hari yang
dilakukan di Puskesmas Cilandak, Jakarta Selatan. Dimana pemeriksaan
tersebut dilakukan dengan metode 7 langkah varney oleh Penulis. Dan selama
pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyakit ataupun masalah pada ibu dan bayi yang
memerlukan penanganan dan perawatan khusus, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Pengumpulan data telah dilakukan tetapi pada pemeriksaan
tes PMS, tes Hb, tes reduksi urine, dan tes protein urine tidak dilakukan karena keterbatasan sarana pelayanan kesehatan.
2.
Semua data yang diidentifikasikan telah mampu di
interpretasikan untuk mendiagnosa masalah yang akan timbul pada ibu hamil.
3.
Pada kasus ini diagnosa kebidanan yang didapat adalah
kehamilan normal sehingga tidak ada masalah potensial yang menyertai kehamilan
Ny. A.
4.
Kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain tidak dilakukan karena pasien tidak ada
masalah.
5.
Rencana asuhan telah disusun secara menyeluruh dengan
tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada lagnkah sebelumnya.
6.
Asuhan kebidanan telah dilakukan secara langsung secara
efisien dan aman.
7.
Asuhan yang diberikan pada ibu hamil telah dievaluasi.
5.2Saran
1.
Saran bagi Puskesmas
Pelayanan yang diberikan pdaa klien sudah cukup baik dan
memuaskan, untuk itu baik secara teknis maupun non teknis terus ditingkatkan
dan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dalam setiap asuhan
yang diberikan.
2.
Saran bagi Pendidikan
Diploma III kebidanan Karya Husada Jakarta diharapkan
dapat terus meningkatkan mutu pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan pada
mahasiswinya.
3.
Saran untuk Mahasiswi
Mahasiswi diharapkan untuk terus meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan wawasannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil.
The TOTO MULTIS TOTO TOTO D'AUSITAS - The TOTO
BalasHapusTOTO babyliss pro titanium hair dryer MULTIS TOTO D'AUSITAS (TE) | ATHLETIC ART titanium ore TOTO D'AUSITAS. titanium dioxide skincare TOTO TOTO D'AUSITAS is a sculptural form of titanium vs ceramic flat iron art. titanium trim hair cutter reviews
dq997 benetton japan,vejachaussures,arkk copenhagen schuhe damen,aloyogaoutlet,vinci leather sneakers,new balance sapatilhas homem,adidasdanmark,yeezy greece,xn--michaelkorsespaa-lub na953
BalasHapus