Rabu, 27 Juni 2012

Antenatal Care (ANC)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah.  AKB dan AKI adalah salah satu indikator kesehatan di negara kita.  Tingginya kedua angka tersebut, harusnya menjadi perhatian serius bagi para praktisi kesehatan.
( Nursingbegin, 2010 ).
Angka kematian maternal dan angka kematian perinatal merupakan masalah besar. Di negara-negara maju seperti USA, Eropa, dan Kanada, jumlah angka kematian ibu sudah mencapai 10/100.000 kelahiran hidup.  Sementara di negara-negara berkembang seperti Negara-negara ASEAN Indonesia memang masih cukup jauh tertinggal. Tahun 2008 angka kematian Ibu dan Bayi di Negara ASEAN yaitu sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut 170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98 persen dari seluruh kematian ibu dan anak di kawasan ini terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal dan Myanmar (Wibisono, 2009). Di ASEAN Kematian bayi khususnya neonatus di tahun 2003 sebesar 10.000 jiwa per tahun dan kematian balita dari 58 per 1000 kelahiran hidup menjadi 46 per 1000 di tahun 2003 (Wajujani, 2006).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) data terakhir pada tahun 2007 AKI di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2008 menjadi 235 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia berharap pada tahun 2010 Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia  harus mencapai target 125/100.000 kelahiran hidup.  Sedangkan Angka Kematian Bayi tahun 2007 70 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2008 turun menjadi 64 per 100.000 kelahiran hidup, dan tahun 2009 turun lagi menjadi 36 per 100.000 kelahiran hidup.  Berdasarkan data Dinas Kesehatan  DKI, di wilayah Jakarta angka kematian bayi yang semula 15,2 per 1000 kelahiran pada tahun 2007 turun menjadi 13,7 per 1000 kelahiran pada tahun 2008.  Begitu juga dengan angka kematian ibu melahirkan, yakni dari 41 per 100.000 kelahiran pada tahun 2007 menjadi 39 per 100.000 kelahiran pada tahun 2008.  Kondisi ini otomatis membuat angka usia harapan hidup meningkat dari 75,8 tahun pada tahun 2007 menjadi 75,9 pada tahun 2008 ( Lenny, 2009 ).  Penyebab kematian Maternal merupakan suatu hal yang cukup kompleks yang dapat digolongkan pada factor-faktor reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosial ekonomi. Faktor dari reproduksi yaitu usia dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun, paritas yaitu lebih dari tiga, kehamilan yang tidak diinginkan sebanyak 50 – 75 %. Faktor yang berhubungan langsung dengan kebidanan yaitu perdarahan, kehamilan ektopik, retensio plasenta, sepsis atau infeksi gestosis dan eklampsi. Perdarahan sebanyak  24% baik perdarahan pada abortus, perdarahan pada kehamilan trimester tiga dan perdarahan post partum. Retensio plasenta sebanyak 22 %. Sepsis atau infeksi 20,8 %. Eklampsi sebanyak 16,0 %. Faktor yang tidak berhubungan langsung dengan kebidanan yaitu penyakit kardiovaskuler sebanyak 0,2 % , bronkopneumonea sebanyak 0,7 %, diabetes sebanyak 0,7 %, keganasan sebanyak 0,7 %. Penyebab kematian neonatal adalah asfiksia neonaturum sebanyak 49 – 60 %, infeksi sebanyak 24 – 34 % prematuritas / BBLR sebanyak 15-20 %, trauma persalinan sebanyak 2 – 7 % dan cacat bawaan sebanyak 1 – 3 % (Prawirohardjo, 2007).
Mengingat banyaknya angka kematian ibu dan bayi di Dunia, ASEAN dan Indonesia seperti yang telah dijabarkan diatas maka diadakan upaya-upaya untuk menanggulangi masalah tersebut. Upaya yang dilakukan Dunia seperti halnya WHO yaitu memberi pelayanan kesehatan yang merata untuk masyarakat dengan partisipasi masyarakat juga diadakan program Primary Health Care yang tujuannya memajukan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. ASEAN juga melakukan berbagai upaya seperti halnya meningkatkan pelaksanaan pengawasan hamil, meningkatkan penerimaan keluarga berencana, meningkatkan gizi Ibu hamil dan menyusui, meningkatkan pelaksanaan imunisasi, meningkatkan upaya kesehatan lingkungan, meningkatkan upaya system rujukan, menerapkan pelayanan kesehatan yang terjangkau masyarakat  (Sujidi, 2009).
Di Indonesia upaya DepKes dalam menanggulangi hal ini adalah penertiban pendidikan tenaga-tenaga paramedic. Sedangkan upaya tenaga kesehatan untuk menghadapi AKI dan AKB dengan dilaksanakannya program Kesejahteraan Ibu dan Anak ( KIA ) yang di dalamnya mencakup kegiatan di antaranya Pemeriksaan Antenatal Care (ANC ) yang efektif, pemeriksaan post natal, pemeriksaan dan pengawasan Bayi dan Anak dibawah 5 tahun, Keluarga Berencana, penyuluhan kesehatan khususnya dalam bidang gizi, dan pelatihan dukun Bayi (Prawirohardjo, 2006).
Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan pelayanan asuhan manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi sesuai dengan standar dalam pelayanan kebidanan yaitu 7 langkah varney.

1.2    Tujuan Penulisan
a.      Tujuan Umum
Mampu melakukan dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai dengan manajemen 7 langkah varney.
b.      Tujuan Khusus
1.         Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan pada Ny. A.
2.        Mampu menginterpretasikan data untuk mengindentifikasikan diagnosa atau masalah ibu hamil pada Ny. A.
3.        Mampu mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial dan mengidentifikasikan penanganannya pada Ny. A.
4.        Mampu melakukan tindakan segera pada Ny. A.
5.        Mampu menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya pada Ny. A.
6.        Mampu melaksanakan secara langsung asuhan yang efisien dan aman pada Ny. A.
7.        Mampu mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan pada ibu hamil pada Ny. A.
1.3              Ruang Lingkup
Pada makalah ini membahas mengenai manajemen kebidanan pada Ny. A G3 P2 A0, hamil 37 minggu 3 hari. Janin hidup tunggal intra uterin, preskep. Pemeriksaan dilakukan di Puskesmas Cilandak Jakarta Selatan pada tanggal  17 Desember 2009 pukul 09.15 WIB. Pembuatan makalah ini ditujukan khusus untuk ibu hamil dengan keadaan normal dan dalam pemeriksaan kehamilan tersebut menggunakan metode 7 langkah varney.

1.4      Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I            :  PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.


BAB II          : TINJAUAN TEORI
Membahas tentang teori kehamilan normal, defisi kehamilan, tanda-tanda kehamilan, membahas tentang fisiologi kehamilan, masalah yang sering terjadi pada ibu hamil, ANC, jadwal pemeriksaan kehamilan, standar minimal ANC, dan pemeriksaan ibu hamil. Manajemen asuhan kebidanan membahas tentang pengertian manajemen asuhan kebidanan,tujuan manajemen asuhan kebidanan, hasil yang diharapkan, dan manfaat manajemen asuhan kebidanan.
            BAB III          :  TINJAUAN KASUS
Mambahas tentang pengkajian analisa masalah/interretasi data dasar, masalah potensial, tindakan segera, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi.
            BAB IV         :  PEMBAHASAN
Berisi tentang penjelasan-penjelasan dari hasil laporan kasus yang diuraikan pada bab sebelumnya dan dipadukan dengan teori.
            BAB V          :  PENUTUP
Mambahas tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1  Kehamilan Normal
2.1.1    Pengertian
Kehamilan normal adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan, lamanya ± 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari HPHT (hari pertama haid terakhir) (Prawirohardjo, 2007).
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira – kira 280 hari (40 mg) dan tidak lebih dari 300 hari (43 mg). Kehamilan 40 mg ini disebut kehamilan matur (cukup bulan) (Wiknjosastro, 2005).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawirohardjo, 2006).
        Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan
(www. portal.cbn.net.id).

Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) :
1).      Kehamilan triwulan I   : antara 0-12 minggu
2).    Kehamilan triwulan II  : antara 12-28 minggu
3).    Kehamilan triwulan III : antara 28-40 minggu.
2.2 Fisiologi Kehamilan
1).  Proses kehamilan
Proses kehamilan diawali dengan adanya ovulasi yaitu proses pelepasan ovum yang dipengaruhi sistem hormonal yang komplek dan didukung dengan adanya spermatozoa yang baik didalam tuba fallopi.
Komponen untuk terjadi kehamilan diantaranya :
a). Pertemuan spermatozoa dan sel ovum
b). Ovulasi
c). Konsepsi, pertemuan zigot
d). Nidasi (implantasi pada uterus)
e). Konsepsi tumbuh kembang sampai aterm
2).  Spermatozoa
Proses pembentukan sperma merupakan proses yang kompleks.            Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus yang menjadi spermatosit pertama kemudian menjadi spermatosit kedua lalu spermatosit dan akhirnya spermatosa. Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial leyding sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis.
Pada setiap hubungan seks terjadi pengeluaran sel mani sekitar 3 cc yang mengandung 40-60 juta spermatozoa setiap cc. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian yang masuk kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama 3 hari, sehingga cukup untuk mengadakan konsepsi (Prawirohardjo, 2007).
3).  Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks yaitu :
a). Proses pertumbuhan ovum (oogenesis), asalnya dari epitel germinal yang menjadi oogonium kemudian jadi folikel primer sehingga terjadi proses pematangan pertama.
b). Pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de graaf yang menuju ke permukaan cairan liquor folikuli. Desakan folikel de graff kepermukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
c). Pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerakan aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka ovum yang terlepas segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Ovum yang ditangkap terus berjalan melalui saluran tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi (Manuaba, 2008).

4).     Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa bertemunya antara sel mani dan sel telur dalam tuba fallopi. Proses terjadinya konsepsi :
a). Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi diliputi oleh corona radiata yang mengandung persediaan nutrisi. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk methapase ditengah sitoplasma yang disebut vitelus. Dalam perjalanan corona radiata makin berkurang pada zona pellusida, nutrisi dialirkan oleh vitellus melalui saluran pada zona pellusida.
b). Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba. Ovum siap dibuahi setelah 12 jam (ovum hidup selama 48 jam). Keseluruhan proses ini merupakan mata rantai fertilitas/konsepsi
(Sumarah, 2008).
5).      Pembentukan plasenta
Plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan kurang lebih 16 minggu dengan ruang amnion telah mengisi seluruh cavum uteri. Meskipun ruang amnion membesar sehingga tertekan kearah corion, amnion hanya menempel saja tidak sampai melekat pada korion. Implantasi plasenta pada umumnya terjadi didepan atau dibelakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri.
1)        Plasenta bentuknya bundar dengan ukuran : diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram.
2)      Sebagian besar plasenta berasal dari bagian janin yaitu villi korialis yang berasal dari korion, dan sebagian kecil berasal dari ibu yaitu dari desidua basalis.
3)      Darah ibu yang mengalir diseluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml/mnt pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml/mnt pada kehamilan 40 minggu. Setelah ruang interviler tanpa villi korialis mempunyai volume ±150-250 ml. Permukaan villi korialis seluas ±11cm. Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan berjalan dengan benar.
4)      Fungsi plasenta sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritive), mengeluarkan bekas metabolisme (sekresi), memberi zat asam/O2 dan mengeluarkan CO2 (respirasi), memproduksi hormon, menyalurkan berbagai antibodi ke janin, serta plasenta juga dapat dilewati kuman-kuman dan obat-obatan tertentu.
5)         Tali pusat berhubungan dengan plasenta biasanya terletak ditengah disebut insersio sentralis, bila agak pinggir disebut insersio lateralis, bila dipinggir disebut insersio marginalis, dan kadang-kadang tali pusat berada diluar plasenta dimana hubungannya dengan plasenta melalui selaput janin yang disebut insersio velamentosa.
6).   Air ketuban
Air ketuban atau liquor amnii berada pada ruangan yang dilapisi selaput janin (selaput amnion dan korion). Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan ± 1000-1500 cc. Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau netral dengan berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, vernik kaseosa dan garam anorganik. Kadar protein ± 2,6% gr/l, terutama albumin. 
1) Air ketuban berguna untuk mengetahui keadaan paru-paru janin, cara penilaiannya dengan cara menghitung ratio L/S (lesitin/sfingomielin), bila kehamilan postmatur, gawat janin atau letak sungsang maka kita akan temukan air ketuban yang keruh dan kehijauan karena telah bercampur dengan mekonium.
2)     Asal air ketuban yang pasti belum diketahui, tetapi kemungkinan berasal dari kencing janin (fetal urine), transudasi darah dari ibu, sekresi dari epitel amnion dan asal campuran (mixed origin) dari ketiga hal tersebut.
3)   Fungsi air ketuban untuk mencegah terjadinya perlengketan, agar janin dapat bergerak dengan bebas, melindungi suhu tubuh janin, dapat menambah suplai cairan janin, melindungi janin terhadap trauma dari luar, meratakan tekanan intrauterine dan membersihkan jalan lahir bila ketuban sudah pecah (Prawirohardjo, 2007).




2.3   Tanda-Tanda Kehamilan
1). Tanda yang tidak pasti (probable signs)/ Tanda mungkin kehamilan
Indikator mungkin hamil adalah karakteristik-karakteristik fisik yang bisa dilihat atau sebaliknya diukur oleh pemeriksa dan lebih spesifik dalam hal perubahan-perubahan psikologis yang disebabkan oleh kehamilan.
a)  Amenorea
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid.
b)  Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering dikenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu diberi makanan-makanan yang ringan, mudah dicerna dan jangan lupa menerangkan bahwa keadaan ini masih dalam batas normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula diberikan obat-obat anti muntah. 
c)    Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen dan progesterone.
d)  Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama, biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.
e)   Keluhan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam, disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan oleh uterus ke cranial.
f)    Konstipasi
Ini terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat juga karena perubahan pola makan.
g)   Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm.
h)   Perubahan temperature basal
Kenaikan temperature basal lebih dari 3 minggu biasanya merupakan tanda telah terjadinya kehamilan.
i)     Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain chloasma yakni warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung, hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada wanita dengan warna kulit tua. Biasanya muncul setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah areola dan puting payudara, warna kulit menjadi lebih hitam. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating Hormone). Pada kulit daerah abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang disebut strie gravidarum yaitu perubahan warna seperti jaringan parut. Diduga ini terjadi karena pengaruh adrenokortikosteroid.  
j)     Perubahan payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi kolustrom, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.
k)  Perubahan pada uterus
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak, bentuknya globular. Teraba balotement, tanda ini muncul pada minggu ke- 16-20, setelah rongga rahim mengalami obliterasi dan cairan amnion cukup banyak. Balotemen adalah tanda ada benda terapung/melayang dalam cairan. Sebagai diagnosis banding adalah asites yang disertai dengan kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya.
l)     Tanda piskacek’s
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat denagn implantasi plasenta.
m)Perubahan-perubahan pada serviks
(1) Tanda hegar
Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri, sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunayai kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan. Dapat diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke- 6, dan menjadi nyata pada minggu ke- 7-8.
(2)    Tanda goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.
(3)    Tanda Chadwick
Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-biruan.
(4)    Tanda mc Donald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan isthmus.
(5)    Terjadi pembesaran abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke-16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
(6)    Kontraksi uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
(7)     Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan positif palsu.


2). Tanda pasti kehamilan
                                 Indikator pasti hamil adalah penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain.
a)  Denyut jantung janin (Djj)
Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-18. Pada orang gemuk, lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (doppler), Djj dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Melakukan auskultasi pada janin bisa juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti : bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu.
b)  Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu 24 (Kusmiyati, 2009).

2.4  Perubahan fisiologis pada kehamilan

Kehamilan melibatkan perubahan fisik, yang terjadi adalah :
1). Uterus 
a). Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik. Endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan 30x25x20 cm dengan kapasitas > 4000 cc.
b). Berat : berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan)
c). Bentuk dan konsistensi : pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat, pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut tanda Hegar. Pada kehamilan 5 bulan rahim terasa seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian-bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.
d). Dinding rahim dalam kehamilan :
(1). Pada permulaan kehamilan, dalam letak antefleksi atau    retrofleksi.
(2).   Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga  pelvis.
(3). Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.
(4).  Rahim yang hamil biasanya lebih mengisi rongga abdomen  kanan atau kiri.
(5). Vaskularisasi : uterina dan ovarika bertambah dalam diameter,panjang dan anak-anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah.
(6).  Servik uteri : servik bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodel, akibat estrogen meningkat. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah warnanya menjadi livid disebut tanda chadwick.
(7).   Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan.
(a)  Kehamilan 16 minggu, uterus sebesar kepala bayi dengan       tinggi fundus uteri pertengahan simfisis-pusat.
(b)  Kehamilan 20 minggu, uterus sebesar kepala dewasa dengan tinggi fundus uteri 2-3 jari dibawah pusat.
(c)   Kehamilan 24 minggu, uterus sebesar kepala dewasa
            dengan  tinggi fundus uteri setinggi pusat
(d)  Kehamilan 28 minggu, uterus sebesar kepala dewasa
            dengan  tinggi fundus uteri 2-3 jari diatas pusat.
(e)  Kehamilan 32 minggu, uterus sebesar kepala dewasa dengan tinggi fundus uteri pertengahan pusat-proc.xyphoideus.
(f)    Kehamilan 36 minggu, uterus sebesar kepala dewasa dengan tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Px/setinggi Px.
(g)  Kehamilan 40 minggu, uterus sebesar kepala dewasa dengan tinggi fundus uteri sama dengan kehamilan 8 bulan tapi melebar kesamping.

Menurut spiegelberg, mengukur TFU dari simfisis:
a.       Kehamilan 22 - 28 minggu : 24 - 25 cm dari simfisis
b.       Kehamilan 28 minggu        : 26,7 cm dari simfisis
c.        Kehamilan 30 minggu        : 29,5 - 30 cm dari simfisis
d.       Kehamilan 34 minggu        :  31 cm dari simfisis
e.       Kehamilan 36 minggu        : 32 cm dari simfisis
f.         Kehamilan 38 minggu        : 33 cm dari simfisis
g.       Kehamilan 40 minggu        : 37,7 cm dari simfisis
2).  Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti, masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta sempurna pada umur 16 minggu yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesteron.
3). Vagina dan vulva       
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio servik disebut tanda chadwick.
4). Dinding perut (Abdominall Wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik dibawah kulit, sehingga timbul striae gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya disebut linea nigra.

5). Sistem sirkulasi darah
a). Volume darah : volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40 % saat mendekati cukup bulan.
b). Protein darah : Betaglobulin dan Fibrinogen terus meningkat
c).  Hitung jenis dan Hemoglobin = Hematrokit cenderung menurun kenaikan relatif volume plasma darah.
d). Nadi dan tekanan darah, nadi biasanya naik rata-ratanya 84 x/menit
e). Jantung, 3 bulan pertama pompa jantung naik kira-kira 30 % setelah kehamilan 3 bulan dan menurun pada minggu terakhir kehamilan.
6). Sistem pernafasan
Ibu hamil selalu bernafas lebih dalam, yang lebih menonjol adalah pernafasan dada (thoracic breathing). Ibu hamil akan bernafas sekitar 20-25% dari biasanya, karena kebutuhan Oksigen meningkat dikarenakan terjadi desakan rahim pada diafragma.
7). Saluran pencernaan (Traktus Digestivus)
Progesteron menimbulkan tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan (obstipasi), karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan : hipersalivasi terjadi pada trimester 1, daerah lambung terasa panas, terjadi mual, sakit, pusing pada pagi hari (morning sickness), emesis/hiperemesis gravidarum.

8). Sistem endokrin
a)     Kelenjar tiroid      :  dapat membesar sedikit
b)     Kelenjar hipofisis : dapat membesar terutama lobus anterior
c)     Kelenjar adrenal   :  tidak begitu terpengaruh
9). Gingivitis (tulang dan gigi)
 Gangguan yang disebabkan oleh faktor misalnya hygiene yang buruk disekitar mulut, jadi kebutuhan kalsium harus tercukupi.
10). Kulit
a). Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi karena terdapat deposit pigmen yang disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormon lobus hipofisis anterior dan kelenjar suprarenalis meningkat.
b). Muka, disebut masker kehamilan (chloasma gravidarum)
c). Payudara, puting susu dan aerola payudara
d). Perut, linea nigra, linea alba dan striae gravidarum
11). Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan metabolisme tubuh akan mengalami perubahan yang besar, dimana kebutuhan nutrisi semakin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan ASI. Berat badan ibu hamil akan bertambah normalnya antara 6,5-16,5 kg selama hamil/terjadinya kenaikan BB sekitar ½ kg/minggu
a).   Trimester I    :   penambahan BB 1 kg
b).   Trimester II   :   penambahan BB 5 kg
c).     Trimester III  :  penambahan BB 5,5 kg
Penambahan ini disebabkan oleh :
Janin 3-3,5 kg, plasenta 0,5 kg, air ketuban 1 kg, rahim 1 kg, timbunan lemak 1,5 kg, timbunan protein 2 kg, retensi air garam 1,5 kg.
12). Sistem perkemihan (traktus urinarius)
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada waktu hamil tua, terjadi gangguan meskipun dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut dapat menyebabkan kandung kemih terasa penuh. Terjadinya hemodelusi menyebabkan metabolisme air semakin lancar sehingga pembentukan air seni pun bertambah.
13). Sistem kekebalan
Sistem kekebalan wanita hamil banyak menurun karena daya tahan tubuh dipersiapkan untuk menopang kehamilan, sehingga wanita hamil rentan dengan penyakit.
14). Muskulo skeletal (otot dan persendian)
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-ligamen melunak. Bentuk tubuh berubah akibat beratnya uterus sehingga pada titik pusat gaya tarik bumi, sehingga tulang belakang melengkung.
(Wiknjosastro, 2007).

2.5                  Tanda-tanda bahaya kehamilan
1).        Perdarahan vagina
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah merah, perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri (berarti abortus, KET, mola hidatidosa). Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak/sedikit, nyeri (berarti plasenta previa dan solusio plasenta).
2).      Sakit kepala yang hebat
      Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat, yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari preeklampsia.
3).      Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang.
4).      Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah istirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau preeklampsia.
5).      Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti appendicities, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, abrupsi plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.
6).      Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
(Rukiyah, 2009).
7).       Muntah dan BAB terus-menerus
Mual dan muntah penampakan gejala yang fisiologis pada kehamilan muda (Trimester I) dan akan hilang pada usia kehamilan 4 bulan. Jika terjadi muntah terus-menerus dan menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin. Dan BAB yang terus menerus mengakibatkan tubuh ibu hamil menjadi lemah dan berat badan semakin berkurang.
8).       Urin keruh dan ada darah
Jika urin keruh dan ada darah mungkin dapat terjadi preeklampsia atau infeksi saluran kemih.
(Salmah, 2006).





2.6        Penatalaksanaan dalam kehamilan 
1)      Antenatal care (ANC)
Antenatal care adalah pengawasan pada ibu hamil selama kehamilan atau sebelum melahirkan, terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Salmah, 2006).
2). Tujuan antenatal care
a)     Tujuan Umum
(1)   Mempersiapkan dan meningkatkan kesehatan sebelum perkawinan.
(2).  Memberikan pengertian tentang :
a.             Konsep keluarga sebagai unit kecil kehidupan
b.             Pengertian keluarga dalam kedudukan sosial budaya
c.         Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
d.        Menanamkan pengertian tentang program keluarga berencana dan merencanakan keluarga.
b).  Tujuan Khusus
(1)   Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, saat persalinan, dan kala nifas.
(2)   Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan kala nifas
(3)   Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
(4)   Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. (Salmah, 2006).
3). Lima prinsip ANC
a)  Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan :
(1)   Satu kali pada triwulan pertama
(2)   Satu kali pada triwulan kedua
(3)   Dua kali pada triwulan ketiga
Pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk 7 T
a).   Timbang berat badan dan ukur TB
b).   Ukur tekanan darah
c).     Ukur TFU
d).   Beri Imunisasi TT
e).    Beri tablet Fe (minimal 90 tablet selama hamil)
f).     Tes PMS
g).    Temu wicara
b.   Mengupayakan kehamilan sehat.
c.       Melakukan diteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanan awal serta rujukan bila diperlukan.
d.    Persiapan persalinan yang bersih dan aman dengan prinsip yang aman 3 B yaitu :
1)                 Bersih alatnya
2)                Bersih penolongnya
3)                Bersih lingkungannya
e.    Perencanaan antipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika  terjadi komplikasi
(Winkjosastro, 2006).
4).   Teknik pemeriksaan palpasi dalam kehamilan
        Pemeriksaan palpasi dapat dipergunkan untuk menetapkan keadaan janin dalam rahim dan tuanya kehamilan dengan cara ibu hamil tidur terlentang dengan kepala lebih tinggi dari kaki. Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat diatas kepala atau membusur disamping badan, kaki ditekuk.
Bagian perut dibuka, pemeriksa berdiri disebelah kanan itu, kemudian dilakukan palpasi terutama pada pemeriksaan perut dan payudara.
Palpasi perut untuk menentukan :
a)    Besar dan konsistensi rahim
b)    Bagian janin, letak dan presentasi
c)      Gerakan janin
d)    Kontraksi rahim Braxton Hicks dan His.
              Cara palpasi bermacam – macam :
1.        Menurut Leopold
2.      Menurut Kneble
3.      Menurut Buddin
4.      Menurut Ahfel
          

   Cara yang sering dipakai adalah menurut Leopold
1.           Leopold I
a.   Pemeriksa menghadap arah muka ibu hamil
b.   Menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
c.   Konsistensi uterus
    Menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain diatas simfisis (menurut Knebel)  (Mochtar, 2008).
2.    Leoplold II
a.    Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri
b.   Menentukan letak punggung janin
c.    Pada letak lintang tentukan  dimana kepala janin
Menentukan letak punggung dengan 1 tangan menekan di fundus (menurut Buddin) (Mochtar, 2008).
3.           Leoplold III
a.    Menentukan bagian terbawah janin
b.   Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih goyang
Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak ditengah perut (menurut Ahlfeld) (Mochtar, 2008).
4.           Leopold IV
a.    Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil
b.   Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh   sudah masuk PAP.
c.    Auskultasi
DJJ normal 60 x/menit. Didengarkan selama 1 menit penuh dengan stetoskop.
1.     Dari janin
a.       DJJ pada bulan ke 4 sampai ke 5
b.       Bising tali pusat
c.        Gerakan dan tendangan janin
2.    Dari Ibu
a.       Bising rahim (uterine souffle)
b.       Bising aorta
c.     Peristaltik  usus
d). Pemeriksaan dalam (PD)
Kegunaan pemeriksaan dalam adalah untuk mengetahui
1.     Bagian terbawah janin
2.    Pembukaan serviks
3.    Pelunakan Serviks
4.    Pelvimetri klinik
PD memakai jari tulunjuk dan jari tengah dengan menggunakan handscone untuk perlindungan diri (Manuaba, 2008).
5).  Kebutuhan dasar ibu hamil
a)     Kebutuhan fisik ibu hamil
(1)      Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut diatas dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :
(a)       Latihan nafas melalui senam hamil
(b)       Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
(c)        Makan tidak terlalu banyak
(d)       Kurangi atau hentikan merokok
(e)              Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan   pernafasan seperti asma dan lain-lain.
             Posisi miring kiri di anjurkan untuk meningkatkan perfusi   uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena asenden (hipotensi supine).
(2)    Nutrisi
Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari. Kebutuhan zat gizi pada Ibu hamil secara garis besar adalah :
(a)  Asam Folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus baik pada Ibu hamil yang normal maupun beresiko. Dan juga untuk membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta. Minimal pemberian asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosisnya untuk preventif 500 mikrogram atau 0,5-0,8 mg, sedangkan untuk kelompok faktor resiko 4 mg/hari. 
(b)  Energi
Kebutuhan energi Ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan  perubahan pada tubuh Ibu. Contohnya Nasi, roti, mie, ubi, jagung, kentang, tepung dan lain-lain.
(c)   Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh Ibu dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk Ibu hamil. Contohnya Daging, ikan, telor, ayam, kacang-kacangan, tahu dan tempe.
(d)  Zat besi (Fe)
Pemberian suplemen tablet tambah darah adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Contohnya Daging, hati, sayuran hijau, bayam, kangkung, daun pepaya, daun katuk.
(e)  Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium Ibu hamil adalah sebesar 500 mg sehari. Contohnya Susu, ikan teri, sayuran hijau, kacang-kacangan kering.
(f)     Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual (IMS) dan di negara dengan musim dingin yang panjang.
(g)  Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme.
(h)  Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium dan minyak ikan selama hamil.
(Kusmiyati, 2009).
(3)    Personal hygiene
Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi.
(4)    Pakaian
Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat. Yang harus diperhatikan dan dihindari yaitu : sabuk dan stoking yang terlalu ketat, karena akan mengganggu aliran balik, sepatu dengan hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah.
Payudara perlu ditopang dengan BH yang memadai untuk mengurangi rasa tidak enak karena pembesaran dan kecenderungan menjadi pendulans.
(5)    Eliminasi (BAB/BAK)
Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi lebih basah. Situasi basah ini menyebabkan jamur (trikomonas) tumbuh sehingga wanita hamil mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin. Wanita perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan ke belakang setiap kali selesai berkemih atau buang air besar dan harus menggunakan tisu atau lap atau handuk yang bersih setiap kali melakukannya. Wanita harus sering mengganti pelapis atau pelindung celana dalam. Dianjurkan minum 8-12 gelas cairan setiap hari agar produksi air kemihnya cukup. Menahan berkemih akan membuat bakteri di dalam kandung kemih berlipat ganda. Akibat pengaruh progesteron, otot-otot tractus digestivus tonusnya menurun, akibatnya motilitas saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan obstipasi. Untuk mengatasi hal itu, ibu hamil dianjurkan minum ± 8 gelas sehari.  
(6)    Seksual
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak dibenarkan jika :
(a)    Terdapat perdarahan pervaginam
(b)    Terdapat riwayat abortus berulang
(c)     Abortus/partus prematurus imminens
(d)    Ketuban pecah
(e)    Serviks telah membuka
Pada saat orgasme dapat dibuktikan adanya fetal bradycardia karena kontraksi uterus dan para peneliti berpendapat wanita yang melakukan hubungan seks dengan aktif menunjukan insidensi fetal distress yang lebih tinggi. Posisi wanita diatas membuatnya dapat mengatur sudut dan kedalaman penetrasi penis serta melindungi perut dan payudaranya. The National Family Planning and Reproductive Health Assosiation, Washington, DC menyatakan bahwa untuk beberapa wanita, pemakaian kondom harus tetap dilanjutkan sepanjang masa hamil. Tujuannya ialah mencegah penularan penyakit menular seksual.
(7)     Mobilisasi dan body mekanik
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus sesui dengan kemampuan wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil : Duduk, berdiri (sikap berdiri yang benar sangat membantu sewaktu hamil di saat berat janin semakin bertambah, jangan berdiri untuk jangka waktu yang lama), berjalan (hindari sepatu bertumit runcing karena mudah menghilangkan keseimbangan), tidur (sebaiknya setelah usia kehamilan 6 bulan, hindari tidur terlentang, karena tekanan rahim pada pembuluh darah utama dapat menyebabkan pingsan. Tidur dengan kedua tungkai kaki lebih tinggi dari badan dapat mengurangi rasa lelah), bangun dari berbaring, membungkuk dan mengangkat (hindari membungkuk yang dapat membuat punggung tegang, termasuk untuk mengambil sesuatu yang ringan sekalipun).


(8)     Exercise/Senam hamil
Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara berjalan-jalan di pagi hari, renang, olahraga ringan dan senam hamil.
(a)    Berjalan-jalan di pagi hari
Jalan-jalan saat hamil di pagi hari mempunyai arti penting untuk dapat menghirup udara pagi yang bersih dan segar, menguatkan otot dasar panggul, dapat mempercepat turunnya kepala bayi ke dalam posisi optimal atau normal  dan mempersiapkan mental menghadapi persalinan.
(b)    Senam hamil
Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22 minggu. Bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta mengimbangi perubahan titik berat tubuh. Ditujukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai kehamilan, yaitu penyakit jantung, ginjal dan penyulit dalam kehamilan (hamil dengan perdarahan, kelainan letak dan kehamilan yang disertai dengan anemia).
(9)    Istirahat/tidur
Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama ± 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam.
b)     Kebutuhan psikologis ibu hamil
(1)     Suport keluarga
Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya menandakan penerimaannya terhadap cucu dan anak perempuannya dan ini sangat membantu ibu dalam menghadapi kehamilannya dengan lebih tenang. Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah dengan cara pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari informasi bagaimana menjadi ibu dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai ibu rumah tangga. Agar kehamilan dapat berjalan lancar dan ibu dapat mengadakan hubungan yang sehat dengan bayinya, maka reaksi ibu terhadap kehamilan seharusnya menerima kehamilan, menghilangkan rasa takut terhadap persalinan, menerima peran ibu, menciptakan ikatan antara ibu dan bayinya.
(2)   Suport dari tenaga kesehatan
Peran bidan dalam perubahan dan adaptasi psikologis adalah dengan memberi suport atau dukungan moral bagi klien, meyakinkan bahwa klien dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal. Bidan harus bekerjasama dan membangun hubungan yang baik dengan klien agar terjalin hubungan yang terbuka antara bidan dan klien. Bidan sebagai fasilitator bagi kliennya. Bidan dapat membagi pengalaman yang pernah dirasakan bidan itu sendiri, misalnya jika bidan tersebut juga pernah mengalami kehamilan, hal ini akan membuat klien mengerti akan fungsi bidan yang di satu sisi sebagai seorang bidan dan di sisi lain sebagai manusia biasa yang juga merasakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam siklus kehidupan. Bidan juga dapat menceritakan pengalaman orang lain sehingga klien mampu membayangkan bagaimana cara mereka sendiri untuk menyelesaikan dan menghadapi masalahnya. Bidan sebagai seorang pendidik, bidan yang memutuskan apa yang harus diberitahukan kepada klien dalam menghadapi kehamilannya agar selalu waspada terhadap perubahan yang terjadi, perilakunya dan bagaimana menghadapi permasalahan yang timbul akibat kehamilannya.
(3)   Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan  dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas (Grossman, eichler, Winckoff, 1980; May, 1982 dalam buku perawatan ibu hamil, 2009). Ada dua kebutuhan utama yang di tunjukan wanita selama ia hamil (Richardson,1983 dalam buku perawatan ibu hamil, 2009). kebutuhan pertama ialah menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai, kebutuhan yang kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut kedalam keluarga.
(4)   Persiapan menjadi orang tua
Untuk pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi perubahan dari masa anak menjadi orangtua, dan apabila kehamilan berakhir maka akan bertambah tanggung jawab keluarga. Steele dan pollack (1968) menyatakan bahwa menjadi orangtua merupakan proses yang terdiri dari dua komponen penting untuk perkembangan dan keberadaan bayi.
(a)     Keterampilan kognitif-motorik (bersifat praktis atau mekanis).
Komponen pertama dalam proses menjadi orang tua melibatkan aktivitas perawatan anak, seperti memberi makan, menjaganya dari bahaya, memungkinkannya untuk bisa bergerak (Steele, Polack, 1968 dalam buku perawatan ibu hamil, 2009). Hampir semua orang tua yang memiliki keinginan untuk belajar dan dibantu dukungan orang lain menjadi terbiasa dengan aktivitas merawat anak.
(b)     Keterampilan kognitif-afektif (besifat emosional).
Komponen psikologis dalam menjadi orang tua, sifat keibuan atau kebapakan tampaknya berakar dari pengalaman orang tua dimasa kecil saat mengalami dan menerima kasih sayang dari ibunya. Keterampilan kognitif-afektif menjadi orang tua ini meliputi sikap yang lembut, waspada dan memberi perhatian kepada bayinya.
(5)    Persiapan sibling
Kehadiran seorang adik yang baru dapat merupakan krisis utama bagi seorang anak. Anak sering mengalami perasaan kehilangan atau merasa cemburu karena digantikan oleh bayi yang baru. Dengan diberi penjelasan dan pengertian anak biasanya tidak akan merasa disisihkan dan akan merasa senang dengan kehadiran adiknya yang bisa dijadikan teman (Kusmiyati, 2009).

2.7            Manajemen Asuhan Kebidanan
1). Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah suatu kerjasama sistematis yang memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan wanita dalam sistem reproduksi salah satunya adalah kehamilan.
2). Tujuan Manajemen Asuhan Kebidanan
            Tujuan yang ada sebagai berikut :
a.      Menentukan keputusan klinik yang aman dan sesuai.
b.                  Mengorganisasikan pemikiran dan tindakan dalam urusan yang logis, keuntungan bagi ibu dan petugas.
c.                    Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan.
d.      Menginterpretasikan Data
e.                    Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
f.                      Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah – langkah sebelumnya.
g.       Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
h.                    Mengevaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan dengan mengulang kembali manajemen proses untuk aspek asuhan yang tidak efektif (Diktat Materi Konsep Kebidanan 2006).
3).  Hasil yang diharapkan dalam manajemen Asuhan kebidanan, yaitu:
1.        Untuk kebutuhan ibu, bayi dan keluarga
2.       Adanya perhatian kepada otonomi individu martabat nilai yang diyakini ibu.
3.       Tercipta hubungan dengan ibu dan keluarganya harmonis.
4.       Wanita dan keluarganya berhak secara penuh untuk menentukan dan memutuskan tentang rencana asuhan.
5.       Mempertimbangkan kebutuhan pendidikan yang meliputi : fisik, psikologi, sosial, budaya spiritual dan pendidikan.
6.       Didasari pada penemuan yang terbukti.
7.       Memberitahukan dengan penuh empati komitmen, konsekuensi, kepercayaan dan kemampuan.
8.       Mempunyai asuhan pendekatan.
4). Manfaat Manajemen Asuhan Kebidanan
1.    Mengumpulkan data dan informasi klien untuk memenuhi tindakan
2.   Menginterpretasikan data sebagai bukti sebagai pelaksanaan tindakan
3.   Merencanakan sebuah kegiatan dalam perincian masalah
4.   Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.

Proses manajemen kebidanan 7 langkah varney terdiri dari langkah-langkah berikut:
Langkah I (Tahap Pengumpulan Data Dasar)
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
 1 . Anamnesa
a.      Biodata
b.      Riwayat menstruasi
c.        Riwayat kesehatan
d.      Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
e.       Biopsikososiospritual
f.        Pengetahuan klien
2.   Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda vital
3.   Pemeriksaan khusus
a.      Inpeksi
b.      Palpasi
c.        Auskultasi
d.      Perkusi
4.   Pemeriksaan penunjang
a.      Laboratorium
b.      Catatan terbaru dan sebelumnya

Bila klien mengalami komplikasi yang perku dipresentasikan kepada dokter, dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi. Tahap ini merupakan langkah yang akan menentukan langkah berikutnya. Kelengkapan data yang sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan. Oleh karena itu, prose interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap sebelumnya, sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subjektif, objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi/masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap, dan akurat.



Langkah II (Interpretasi Data Dasar)
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudahdikumpulkan diinterpretasikansehingga dapat merumuskandiagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan ha-hal yang sedang dialami wanitayang diindentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.masalah juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosis kebidanan
Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan. Standar nomenklatur diagnosis sebagai berikut:
1.   Diakui dan telah disahkan oleh profesi
2.   Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan
3.   Memiliki cirri khas kebidanan
4.   Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan
5.   Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkalian atau menyertai diagnosis.Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data.



Langkah III (Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial)
Langkah III merupakan langkah ketika bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengindetifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diindetifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.

Langkah IV (Penetapan Kebutuhan Tindakan Segera)
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi,kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah ke-4 mencerminkan kesinambungan dari prose manajemen kebidanan. Jadi, manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama-sama bidan terus-menerus, misalnya pada wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat ketika bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (mis. Perdarahan kala 3 atau perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu atau niali Apgar yang rendah). Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolap tali pusat. Situasi lainnya bisa saja merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja social, ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayibaru lahir.dalam hal ini bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan klien.
Pada penjelasan di ats menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosis/masalah potensial pada langkah sebelumnya. Bidan juga harus merumuskan tindakan emergensi/segera yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri atau bersifat rujukan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.

Langkah V (Penyusunan Rencana Asuhan Menyeluruh)
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut; apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan social ekonomi,cultural atau masalah psikologi. Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klienagar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruhini harus rasional dan benar-benar validberdasarkan pengetahuan dan teori yang terbaru serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien. Kaji ulang apakah rencana asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap wanita.

Langkah VI (Pelaksanaan Asuhan)
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman. Pada langkah ke-6 ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikanpada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisiendan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misal: Memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana)
Meskipun bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawabdalam manajemen asuhan klien untuk terlaksananya rencana asuhan bersama. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.

Langkah VII (Evaluasi)
Pada langkah VII ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Hal yang dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rebcana tersebut efektif, sedangkan sebagian lain belum efektif. Mengingat proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi mengapa prose manajemen tidak efektif serta melakukan penyusaian pada rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang memengaruhi tindakanserta berorientasi pada proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinis, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam Tulisan saja.      
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1  Pengkajian
3.1.1Identitas
Ny. A berusia 27 tahun, kebangsaan Indonesia, suku Jawa dan beragama Islam dengan pendidikan terakhir SMA. Klien adalah seorang Ibu Rumah Tangga, suaminya bernama Tn. A berusia 23 tahun, kebangsaan Indonesia, suku Jawa dan beragama Islam, pendidikan terakhirnya SMA dan bekerja sebagai Buruh. Pasangan suami istri ini bertempat tinggal di Jl. H Abu no 39 rt 04 rw 07 Cinere Selatan.

3.1.2           Anamnesa Riwayat Kehamilan Sekarang
Anamnesa dilakukan pada tanggal 17 Desember 2009, pukul 09.15 WIB oleh Mahasiswi Akbid Karya Husada Jakarta. Ny. A melakukan pemeriksaan ANC kunjungan ulang diruang RB/ANC di PUSKESMAS Cilandak Jakarta Selatan. Riwayat menstruasi Ny. A hari pertama haid terakhir tanggal 30 maret 2009, lamanya menstruasi 5 hari, banyaknya 3 x ganti pembalut, siklus menstruasi 28 hari. Haid sebelumnya tanggal 2 Maret 2009, lamanya 5 hari dan banyaknya 3 x ganti pembalut. Siklus menstruasi 28 hari, terakhir dan konsistensi cair dan sedikit menggumpal. Tafsiran persalian Ny. A 7 Januari 2009. kehamilan klien adalah kehamilan anak ketiga tes kehamilan pada tanggal 07 Mei 2009. Pergerakan janin dirasakan pertama kali pada usia kehamilan + 16 minggu sebanyak ±10 kali dalam 24 jam terakhir dan pergerakan janin aktif. Keluhan yang dirasakan Ny. A tidak ada.
Pola makan klien 3x sehari, porsi sedang dengan menu bervariasi yang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, susu dan air putih. Perubahan nafsu makan yang dialami klien tidak ada. Pola istirahat klien teratur, tidur siang 2 jam, tidur malam ± 8 jam. Pola eliminasi adalah BAK >4 kali sehari, BAB Ix sehari, aktifitas sehari – hari adalah memasak, menyapu dan beres-beres rumah tidak ada gangguan. Ny. A sudah mendapatkan imunisasi TT . TT yang pertama tanggal 25 Mei 2009 dan TT kedua tanggal 02 november 2009.

3.1.3           Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Ny. A sudah mempunyai anak, ini merupakan kehamilan anak ketiga.  Anak pertama lahir pada tanggal 23 september 2003 di puskesmas pada usia kehamilan 37 minggu, anak lahir spontan di bantu oleh Bidan, dengan JK: laki-laki, BB: 3000 gram, PB: 49 cm, keadaan anak baik tidak ada cacat/kelainan.  Anak kedua lahir pada tanggal 24 juli 2006 di puskesmas pada usia kehamilan 38 minggu, anak lahir spontan di bantu oleh Bidan, dengan JK: laki-laki, BB: 3000 gram, PB: 49 cm, keadaan anak baik tidak ada cacat/kelainan

3.1.4           Riwayat Kesehatan
Ny. A tidak mempunyai riwayat penyakit jantung dan penyakit menular seksual, campak, asma, hipertensi, anemia dan lain – lain dalam keluarga juga tidak mempunyai penyakit keturunan, klien juga belum pernah mengalami operasi. Perilaku kesehatan klien tidak pernah menggunakan obat – obatan, tradisional jamu, alkohol, merokok, makan sirih, dan tidak ada iritasi vagina, klien biasanya mengganti pakaian dalam 2x sehari.

3.1.5           Riwayat Sosial
Kehamilan pertama ini adalah kehamilan yang direncanakan Ny. A mengharapkan anak perempuan. Status perkawinan Ny. A adalah sah menurut hukum dan agama. Hubungan keluarga klien harmonis, klien tinggal serumah dengan suami dan anak  tidak ada kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas.

3.1.6           Pemeriksaan
Pada saat pemeriksaan keadaan umum Ny. A baik, kesadaran compos mentis, dan keadaan emosionalnya stabil. Tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 82 kali/menit, suhu tubuh 360C dan pernafasan 22 kali / menit.
Tinggi badan 158 cm berat badan  86 Kg, kenaikan berat badan kehamilan minggu ini dengan minggu sebelumnya yaitu 0,5 kg. Lingkar lengan atas 33 cm. Pada pemeriksaan fisik Ny. A kelopak mata tidak Oedema, konjungtiva tidak anemis, dan sclera tidak ikterik. Pada mulut, lidah tidak kotor, gusi tidak berdarah dan gigi tidak ada caries gigi. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening. Pada pemeriksaan payudara terdapat pembesaran puting susu menonjol, simetris tidak ada benjolan, tidak ada pengeluaran dan rasa nyeri. Pada pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema, kekakuan sendi, kemerahan, dan varises, refleks patella positif (+).
Pada pemeriksaan abdomen, dilakukan inspeksi, pembesaran perutnya sesuai dengan usia kehamilan, bentuknya bulat, tidak ada bekas luka operasi, terdapat striae gravidarum dan tidak ada linea alba dan linea nigra. Posisi tulang belakang lordosis gravidarum dan tidak ada nyeri ketuk pada pinggang.
Pemeriksaan palpasi pada.Leopold I : TFU 33 cm, terasa agak bulat, lunak tidak melenting (bokong) dan usia kehamilannya adalah 37 minggu 3 hari. Leopold II dibagian kiri  teraba keras,panjang melebar seperti papan (punggung),bagian kanan teraba bagian  terkecil janin (ekstremitas).Leopold III pada bagian terbawah janin teraba bulat,keras,melenting (kepala), belum masuk PAP (convergen).
Leopold IV tidak dilakukan, pada pemeriksaan auskultasi punctum maximum berada di kuadran kiri bawah pusat (PUKI), denyut jantung fetus 144x/menit. Tafsiran berat janin (33-13) x 155 = 3.100 gram pemeriksaan anogenital tidak dilakukan.

3.2 Analisa Masalah atau Interpretasi Data Dasar
3.2.1           Diagnosa     :    G3 P2 AO hamil  37 minggu 3 hari
                               Janin tunggal, hidup intra uterin presentasi kepala.



3.2.2         Dasar
a.   Subjek
1.      Ny. A mengatakan hamil anak ketiga dan belum pernah keguguran.
2.      Ny. A mengatakan hari pertama Haid terakhir tanggal 30 maret 2009.
3.      Ny. A mengatakan pergerakan janin aktif
b.   Objek
Palpasi     TFU   : 33 cm
1.        Leopold I      : Bagian fundus teraba agak bulat, agak lunak dan tidak melenting (bokong),.
2.       Leopold II     :  Bagian kiri teraba keras,panjang melebar seperti papan (punggung),
                              Bagian kanan teraba bagian – bagian kecil
                             (ekstremitas).
3.       Leopold III    :  Bagian bawah janin teraba bulat, keras dan melenting (kepala), belum masul PAP (convergen).
4.       Leopold IV   :  Tidak dilakukan.
Auskultasi: DJJ: 144 x/m
TBJ                      : (33-13) x 155 = 3100 gram

3.2.3         Masalah                   : tidak ada
3.2.4           Kebutuhan             : penjelasan tentang perubahan fisiologis trimester III.

3.3 Masalah potensial
Saat ini tidak ada

3.4Tindakan segera
Saat ini tidak ada

3.5 Perencanaan tindakan
a.    Informasikan hasil seluruh pemeriksaan yang telah dilakukan
b.    Beritahu ibu mengenai perubahan fisiologis trimester III
c.    Beritahu ibu tanda-tanda persalinan
d.   Beritahu ibu tentang persiapan persalinan
e.    Beritahu ibu tentang personal hygiene dan istirahat
f.     Berikan ibu tablet Fe, Kalk, dan Vitamin C
g.    Beritahu ibu untuk kunjungan ulang berikutnya
h.    Dokumentasikan semua asuhan kebidanan

3.6 Pelaksanaan Tindakan
a.      Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin baik, usia kehamilan saat ini 37 minggu 3 hari.

b.      Memberitahu ibu tentang perubahan fisiologis trimester III yaitu:
            1) sering kencing karena kandung kemih yang tertekan oleh kepala janin.
2) Haemorroid karena adanya tekanan pada pembuluh darah di anus oleh
    besarnya rahim                                                                                    
3) Nyeri pada pinggang karena perubahan posisi tulang belakang.
4) sesak nafas karena diafragma yang tertekan oleh besarnya rahim.
     c.  Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan, mules-mules yang lebih sering dan
          teratur, keluar lendir bercampur darah, keluar air-air, rasa ingin
          BAB/mengejan.
d. Menjelaskan tentang persiapan persalinan seperti pakaian bayi, alat-alat mandi bayi dan biaya persalinan.
e. Memberitahukan ibu untuk melakukan vulva hygiene yaitu vulva tetap kering dan ganti pakaian dalam 3 x sehari.
f.  Memberi tablet Fe (1x1) untuk penambah darah, diminum dengan air putih saja tanpa teh, susu, atau kopi dan diminum pada malam hari sebelum tidur karena dapat menyebabkan mual, Vitamin C (1x1) untuk membantu penyerapan Fe, dan Kalk (1x1) untuk pertumbuhan tulang janin.
g. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian yaitu pada tanggal 24 desember 2009 atau bila ada keluhan segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat.
 h. Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah diberikan.


3.7  Evaluasi
a.      Ibu tampak kooperatif
b.      Seluruh hasil pemeriksaan sudah diinformasikan
c.       Ibu mau melakukan apa yang telah disampaikan dan dapat mengulanginya kembali
d.      Ibu mengatakan akan datang untuk kunjungan ulang pada tanggal 24 Desember 2009
e.      Seluruh asuhan kebidanan sudah di dokumentasikan.



BAB IV
PEMBAHASAN


Pembahasan pada bab ini didasari pada ada atau tidak adanya kesenjangan antara teori dilapangan tentang laporan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. A umur 27 tahun, G3 P2 Ao hamil 37 minggu  3 hari, janin tunggal hidup intra uterin, preskep yang dilakukan pada tanggal 17 Desember 2009 di Puskesmas Cilandak, Jakarta Selatan. Dalam pembahasan tersebut, Penulis membuat langkah langkah dengan menggunakan 7 langkah Varney yang terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, masalah potensial. Tindakan segera, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, tindakan dan evaluasi.

4.1   Pengkajian
Pada pengkajian ibu hamil diperoleh dari anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik dan penunjang petugas menggunakan standar 7 T (Timbang berat badan, ukur tekanan darah dan TFU, beri umunisasi TT lengkap, dan Tes PMS tidak dilakukan sehingga terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan kenyataan yang ada karena keterbatasan sarana pelayanan kesehatan ( Prawiroharjo, 2006).
Pada pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari pemeriksaan TTV dan dari rambut sampai ujung kaki, akan tetapi pemeriksaan anogenital tidak dilakukan karena tidak ada indikasi.  Kenaikan berat badan pada kehamilan ini dengan kehamilan sebelumnya yaitu 0,5 kg.  Hal ini masih dianggap fisiologis ( Manuaba,2008 ).

4.2  Interpretasi Data Dasar
              Pada langkah ini diagnosa kebidanan yang dibuat sesuai dengan daftar nomenklatur kebidanan (WHO-UNFPA, 2000 dalam Wildan, 2008).  Kondisi ibu dalam keadaan baik.  Ibu mengatakan tidak ada masalah pada kehamilan ini, sehingga kebutuhan yang diperlukan ibu saat ini hanya penjelasan perubahan fisiologis Trimester III. Dan hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri juga sesuai dengan usia kehamilan ibu.

4.3  Masalah Potensial
Berdasarkan data dan dari hasil pemeriksaan untuk saat ini masalah potensial tidak ada, tetapi penulis menganjurkan untuk tetap melakukan pemantauan secara ketat karena kehamilan normal dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat.
 (Acuan Nasional Pelayanan dan Neonatal 2002)

4.4 Tindakan Segera
Pada langkah ini penulis tidak melakukan tindakan segara atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, karena tidak ada masalah yang dialami pada kehamilan Ny. A.

4.5  Perencanaan Tindakan
Pada langkah ini penulis membuat rencana berdasarkan prioritas masalah. Rencana tindakan harus sesuai dengan kebutuhan klien. Pada perencanaan tindakan, ANC disesuaikan juga dengan kebutuhan ibu, yang sesuai dengan teori ( Manuaba, 2008 ) seperti : memberitahu hasil pemeriksaan, memberitahu perubahan fisiologis kehamilan trimester tiga, pemberian tablet Fe, calk, vitamin c. Tanda bahaya kehamilan, memberitahu tanda – tanda inpartu, memberi penjelasan pada ibu untuk mempertahankan intake dan nutrisi yang telah dilaksanakan,dan membuat kesepakatan untuk jadwal kunjungan ulang berikutnya.

4.6 Pelaksanaan Tindakan
Langkah ke enam ini merupakan pelaksanaan asuhan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan diatas secara efisien dan aman.  Pada pelayanan ANC tidak terdapat ketidak sesuaian antara teori dengan kenyataan yang ada.


4.7   Evaluasi
Evaluasi ini dibuat sesuai dengan identifikasi masalah pada analisa data. Evaluasi yang dimaksud adalah untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang dilaksanakan  pada Ny. A. Pada kasus ini telah dilakukan implementasi terhadap apa yang sudah direncanakan, sehingga dari data diatas dapat dikatakan bahwa asuhan kebidanan yang dilakukan berjalan dengan efektif dan lancar dalam memonitor kondisi ibu dan janin serta dapat mendeteksi dini komplikasi – komplikasi yang suatu saat dapat terjadi hingga bisa membahayakan kondisi ibu dan janin.


BAB V
PENUTUP


5.1  Kesimpulan
Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. A dimulai dari umur kehamilan 37 minggu 3 hari yang dilakukan di Puskesmas Cilandak, Jakarta Selatan. Dimana pemeriksaan tersebut dilakukan dengan metode 7 langkah varney oleh Penulis. Dan selama pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyakit ataupun masalah pada ibu dan bayi yang memerlukan penanganan dan perawatan khusus, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pengumpulan data telah dilakukan tetapi pada pemeriksaan tes PMS, tes Hb, tes reduksi urine, dan tes protein urine tidak dilakukan karena keterbatasan sarana pelayanan kesehatan.
2.    Semua data yang diidentifikasikan telah mampu di interpretasikan untuk mendiagnosa masalah yang akan timbul pada ibu hamil.
3.    Pada kasus ini diagnosa kebidanan yang didapat adalah kehamilan normal sehingga tidak ada masalah potensial yang menyertai kehamilan Ny. A.
4.    Kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain tidak dilakukan karena pasien tidak ada masalah.
5.    Rencana asuhan telah disusun secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada lagnkah sebelumnya.
6.    Asuhan kebidanan telah dilakukan secara langsung secara efisien dan aman.
7.     Asuhan yang diberikan pada ibu hamil telah dievaluasi.
5.2Saran
1.        Saran bagi Puskesmas
Pelayanan yang diberikan pdaa klien sudah cukup baik dan memuaskan, untuk itu baik secara teknis maupun non teknis terus ditingkatkan dan diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dalam setiap asuhan yang diberikan.
2.    Saran bagi Pendidikan
Diploma III kebidanan Karya Husada Jakarta diharapkan dapat terus meningkatkan mutu pendidikan dan penyelenggaraan pendidikan pada mahasiswinya.
3.      Saran untuk Mahasiswi
Mahasiswi diharapkan untuk terus meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil.